Kompetisi yang Menantang Kecerdasan dan Fisik
Selama kompetisi di Polandia, tim Indonesia mendapatkan dukungan dari dua Tim Leader, yaitu Hakim L. Malasan dan M. Ikbal Arifyanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Hakim menjelaskan bahwa dalam sepuluh hari kompetisi, tantangan sangat tinggi. Para peserta tidak hanya memerlukan kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi juga kondisi fisik yang baik.
Hakim menjelaskan bahwa tim Indonesia langsung menghadapi tugas observasi setelah upacara pembukaan, menggunakan teleskop yang jarang digunakan di Indonesia. Dia juga menekankan bahwa perbedaan zona waktu antara Polandia dan Indonesia menambah kompleksitas, namun tim Indonesia berhasil beradaptasi dengan baik.
Hakim juga mengungkapkan bahwa pesaing-pesaing Indonesia, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Polandia, memiliki tradisi pendidikan astronomi yang kuat di sekolah menengah atas. Meskipun demikian, tim Indonesia berhasil mencapai hasil yang gemilang.
Makna Kompetisi Internasional
Salah satu siswa yang meraih medali perak dan Tim Internasional Terbaik, Dzaky Rafiansyah, mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi ini. Baginya, keikutsertaannya dalam kompetisi IOAA telah memberikan pelajaran tentang kerja keras, mandiri, kesungguhan, dan kecerdasan.
Indra Rhamadan, yang meraih medali perunggu, juga merasa bangga bisa mengharumkan nama Indonesia, terutama dari daerah Bangka Belitung, dalam kompetisi ini. Dia berpendapat bahwa fasilitas bukanlah hambatan untuk meraih prestasi, yang terpenting adalah niat dan tekad untuk belajar.
Melalui kompetisi ini, para siswa tidak hanya memperoleh prestasi dalam bidang astronomi, tetapi juga pembelajaran tentang kerja keras, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan internasional.
Editor : Sazili Mustofa