Rycko menyatakan kondisi ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Para genarasi muda perlu pemahaman wawasan kebangsaan, sejarah perjuangan kemerdekaan, dan budi pekerti.
Kelompok Radikal Ubah Stategi dengan Kurangi Aksi Teror.
Kepala BNPT RI melihat terjadi pergeseran strategi kelompok radikal. Mereka mengurangi aksi teror, tetapi meningkatkan kampanye idologi kekerasan.
"Kelompok ini mulai mengubah pendekatannya, dari hard menjadi soft approach, dari strategi bullet menjadi ballot strategy," cetus Rycko.
Berdasarkan data BNPT RI, aksi teror di Indonesia mengalami penurunan lebih dari 89% selama 2018-2023.
"Kita harus tetap waspada dengan dinamika gerakan yang muncul di bawah permukaan dari sel-sel jaringan terorisme yang mulai menyusup ke sendi-sendi kehidupan warga dan negara," tegas Kepala BNPT RI.
Langkah kelompok radikal terorisme menggunakan jubah agama di permukaan. Namun sesungguhnya, di bawah permukaan, mereka melakukan gerakan ideologi secara sistematis, masif dan terencana. Mereka terus melakukan konsolidasi, rekrutmen, dan penggalangan dana.
Kelompok radikal terorisme ini memanfaatkan kemajuan teknologi dalam mengamkampanyekan idologinya lewat dunia maya. Menguatnya online radicalization melahirkan sejumlah fenomena yang relatif baru, seperti serangan aksi terorisme lone wolf.
Editor : M Mahfud