get app
inews
Aa Read Next : Wakil Ketua Dewan Pembina DPP KAI Hadiri Pengambilan Sumpah 27 Advokat Muda di Denpasar

Bukan Hanya Paham Gas dan Rem, Ini Jalan Panjang Bekerja Menjadi Masinis KAI

Kamis, 27 Juli 2023 | 19:27 WIB
header img
Masinis kereta api tengah melakukan semboyan tunjuk sebut sebelum lokomotif berjalan. Foto: dok KAI

DEPOK, iNewsDepok.id - Tidak sedikit orang yang menganggap pekerjaan seorang masinis kereta api itu mudah, karena hanya sebatas mengendalikan tuas gas dan rem. Padahal, menjadi masinis khususnya di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, harus melewati banyak tahapan yang cukup berat.

Seperti diketahui, KAI merupakan salah satu BUMN yang sering menjadi incaran para pencari kerja. Profesi-profesi yang berkaitan dengan kereta api, salah satunya adalah masinis, menjadi daya tarik bagi para lulusan baru yang ingin menjadi bagian dari industri transportasi ini. 

KAI mencatat, saat ini terdapat sekitar tiga ribuan masinis yang dimiliki perusahaan transportasi ular besi, di antara total sekitar 27.800 pegawai KAI. Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus, menjelaskan bagaimana sebenarnya kriteria yang ditetapkan oleh KAI untuk bisa bekerja menjalankan kereta api.

Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan oleh KAI. Masyarakat yang ingin melamar, harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.

"Adapun tahapan seleksi yang harus dilalui adalah tahap administrasi, tes kesehatan awal, psikotes, wawancara dan tes kesehatan akhir. Khusus untuk formasi yang berkaitan langsung dengan operasional perjalanan kereta api dan Awak Sarana Perkeretaapian seperti masinis, kondektur, pengatur perjalanan kereta api (PPKA), dsb, kamu harus memiliki kondisi kesehatan yang prima apabila berminat di formasi tersebut. Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya," kata Joni seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2023).

Joni mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut