Di masa kini, Ariyah yang gentayangan bertemu bersama dengan Yulia, Yudha, dan Tante Mus yang berusaha menghadapi mafia tanah bernama Bos Mintarjo yang mengancam rumah mereka.
Dalam prosesnya, hubungan masa lalu dan aroma kayu manis menjadi kunci dalam memecahkan misteri yang melibatkan cinta, dendam, dan keberanian. Perjumpaan yang tak kunjung ada, perpisahan dengan orang-orang tercinta dan perasaan bersalah adalah hantu yang sesungguhnya.
Happy Salma (tengah) sebagai produser pementasan ini bersama Pradetya Novitri. Foto: Ist
Naskah yang ditulis oleh Kurnia Effendi ini akan ditampilkan di atas panggung dengan arahan sutradara Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga.
“Pengalaman kita dengan cerita hantu sangat beragam dan semakin termediasi dalam budaya populer mulai dari komik, novel, film hingga video di media sosial. Berlimpahnya bahan tentang cerita ini seringkali menumpulkan kepekaan kita pada hantu itu sendiri. Pementasan Ariyah ingin memunculkan kembali pengalaman bertemu dengan cerita hantu itu lewat medium langsung di atas panggung teater. Lebih daripada itu, pementasan Ariyah memberi kita waktu untuk memikirkan ulang siapa dan apa sebenarnya hantu yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini,” ujar Joned Suryatmoko yang berperan sebagai Sutradara dan Direktur Artistik.
“Ariyah dari Jembatan Ancol merupakan pertunjukan yang berbasis legenda urban dilandasi oleh gagasan solidaritas/persaudaraan sesama perempuan. Teks dan pemanggungannya hilir mudik antara masa lalu dan masa kini, namun saling berkelindan (erat menjadi satu) akan membuat pertunjukan ini menjadi lebih dinamis dan intens. Kita akan merayakan kerja-kerja keaktoran yang memiliki latar belakang disiplin dan metode keaktoran yang berbeda: realis, tubuh, musikal, dan komedi; berkolaborasi dengan seluruh tim yang terlibat,” tambah Heliana Sinaga sebagai Sutradara.
Selain menonton pertunjukan utama, akan diadakan diskusi tentang demonisasi perempuan dalam kisah horor di Indonesia; Backstage Tour dimana penonton akan dipandu untuk masuk dalam pertunjukan yang site-spesifik yakni gedung dan panggung itu sendiri; serta Meet & Greet bersama para pemain Ariyah dari Jembatan Ancol.
Editor : M Mahfud