DEPOK, iNewsDepok.id – Ini adalah periode gelap dunia tinju Amerika Serikat di kelas Berat, kelas yang dianggap paling elit.
Biasanya Amerika Serikat selalu kebanjiran petinju top di kelas berat. Simak nama besar seperti Muhamad Ali, George Foreman, Joe Frazier, Mike Tyson, Evander Holyfield, dan Riddick Bowe.
Belum lagi nama-nama seperti Larry Holmes, Michael Spinks, dan Michael Moorer.
Setelah itu, berganti petinju Eropa yang menguasai. Dimulai ketika Lennox Lewis malang melintang, disusul Vitaly dan Vladimir Klitschko bersaudara, Anthony Joshua, Tyson Fury, dan Oleksandr Usyik.
Kini Amerika punya petinju kelas berat yang dianggap top, tetapi sebenarnya berkategori medioker seperti Deontey Wilder. Saking tak adanya petinju top, Deontey begitu disayang publik Amerika Serikat.
Deontey Wilder sempat dijaga untuk tetap menguasai sabuk WBC kelas Berat. Dipilihlah lawan-lawan kelas C dan B agar sabuk WBC tetap di Amerika Serikat.
Tengok lawan-lawan Wilder seperti Gerald Washington dan Dominic Brazeale. Saat lawan petinju top, dipilih yang usianya sudah lanjut untuk ukuran tinju seperti Kingkong Ortiz (39 tahun) dan Bermane Stiverne (38 tahun).
Deontey Wilder tak juga mau mengambil kesempatan untuk melawan pemegang sabuk WBA, IBF dan WBO saat itu, Anthony Joshua.
Wilder pun awalnya memilih Tyson Fury karena petinju Inggris tersebut baru comeback ke dunia tinju. Namun begitu melawan petinju top meski baru comeback, Wilder hanya bisa draw.
Saat Tyson Fury sudah kembali di jalur tinju, Wilder digilas tanpa ampun sebanyak 2 kali dengan KO yang sangat tragis.
Hingga kini Wilder tak juga menantang penguasa kelas berat WBA, IBF dan WBO, Oleksandr Usyk. Wilder malah menantang Andy Ruiz yang tak punya gelar.
Editor : M Mahfud