"Ini saya jual Rp11 juta, normalnya ini Rp15 juta. Gara-gara lato-lato, harganya jadi anjlok," kata Sarmudi kepada iNews Depok, Minggu (21/5/2023).
Senada dengan Sarmudi, pedagang sapi lain mengaku anjloknya harga sapi bisa turun hingga 70 persen. Hal ini disebabkan penyakit LSD tersebut.
"Berpengaruh sekali semenjak ada lato-lato. Sapi yang tadinya harga Rp20 juta, kini hanya laku Rp11-12 juta saja. Harga anjlok hingga 70 persen," kata Muhammad Syaifudin.
Syaifudin menambahkan, semenjak ada penyakit LSD ini, sedikit sekali sapi yang dipasarkan di pasar hewan. Ia mengaku, banyak sapi mati karena penyakit ini.
"Biasanya ada sekitar 50 sapi dijual di pasar ini. Sekarang saja cuma ada satu sapi yang dipajang. Tingkat kematian sapi 70 hingga 80 persen karena lato-lato," ujar Syaifudin.
Bicara soal kesiapan permintaan sapi pada hari raya Iduladha, Syaifudin mengatakan, banyak calon pembeli enggan membeli sapi dari Jawa Tengah, karena dampak penyakit LSD ini.
Editor : M Mahfud