HESSEN, iNewsDepok.id– Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) di Jerman menggelar tiga hari Seminar dan Lokakarya di Museum Papua, Gelnhausen, negara bagian Hessen di Jerman.
Agenda kegiatan yang dimulai pada Jumat (28/04) dibuka secara langsung oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Dr. Arif Havas Oegroseno.
Acara diikuti 35 peserta luring dan daring, baik dari Jerman maupun negara lainnya di Eropa dan Asia.
Arif Havas Oegroseno mengapresiasi kegiatan para pengajar dan pegiat BIPA di Jerman dan memotivasi seluruh peserta Semiloka untuk selalu optimal dalam memberikan pembelajaran tentang Bahasa dan keragaman Budaya Indonesia kepada warga asing di Jerman/Eropa.
Oegroseno menyatakan ketertarikan warga Jerman dan Eropa ke Indonesia dari aspek bahasa, budaya, dan aspek lainnya melalui pembelajaran BIPA dan kegiatan tahunan Semiloka perlu didukung penuh.
Sesuai dengan tema Semiloka yang diangkat, yaitu Membangun Sinergi untuk Internasionalisasi BIPA, Dubes Indonesia untuk Jerman berharap akan semakin banyak warga Jerman yang tertarik dengan Indonesia.
”Bukan saja dari aspek bahasa, budaya, atau pariwisatanya saja, melainkan juga dari segi kemajuan-kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia saat ini“, kata Arif H. Oegriseno.
Merespons motivasi dari Duta Besar, Yanti Mirdayanti, Ketua Panitia Semiloka yang juga merupakan dosen di Universitas Hamburg, Jerman juga mengapresiasi perhatian dan partisipasi dari Kedutaan Besar RI di Jerman, khususnya pihak Atdikbud sebagai mitra utama, dan juga Konsulat Jenderal di Frankfurt dan Hamburg dalam setiap kegiatan APPBIPA.
“Kegiatan Semiloka telah kami selenggarakan secara rutin sejak tahun 2017 dan saat ini merupakan Semiloka yang kelima. Kami berterimakasih atas perhatian besar dan partisipasi aktif dari pihak perwakilan Republik Indonesia di Jerman yang selama ini terus mendukung kegiatan APPBIPA Jerman. Yang menjadi fokus agenda kami bukan hanya mengejar target jumlah peminat pemelajar BIPA secara kuantitas, melainkan juga kualitas", kata Yanti.
Editor : Mahfud