get app
inews
Aa Text
Read Next : Massa Demo Tolak PK Mardani Maming: MA Harus Dapat Ambil Keputusan Tegas dan Objektif

Mengenal MWI Karangduwur, Madrasah di Pelosok Kebumen Yang Cetak Siswa Hingga ke Inggris

Rabu, 12 April 2023 | 04:04 WIB
header img
Madrasah Wathoniyah Islamiyah Karangduwur, Petanahan, Kebumen. Foto: iNews Depok/Tama

KEBUMEN, iNewsDepok.id - Tidak diragukan bila Madrasah Aliyah (MA) Madrasah Wathoniyah Islamiyah (MWI) Karangduwur, yang berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini menyandang gelar madrasah riset oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun 2021. Meskipun berada jauh dari pusat kota Kebumen, MWI Karangduwur kerap mencetak siswa-siswi yang handal, bahkan diterima di perguruan tinggi negeri atau luar negeri.

MWI Karangduwur ini memiliki kegiatan semi-pondok pesantren dalam metode pengajarannya. Tidak hanya fokus di jenjang MA, MWI juga memiliki jenjang pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bagi warga Kebumen, khususnya wilayah Kecamatan Petanahan MWI Karangduwur sudah dikenal sejak zaman dahulu.

Sejarah MWI Karangduwur

Mengenai berdirinya MWI Karangduwur, Petanahan, tidak bisa lepas dari asal-usul sejarah berdirinya Pondok Pesantren, Masjid dan Madrasah Wathoniyah Islamiyah (POMESMAWI) Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.

Sebab para pendiri MWI Karangduwur adalah murid-murid yang pernah belajar di POMESMAWI atau MWI Kebarongan, bahkan sempat pula beberapa malah menjadi pengajar di pondok tersebut.

MWI Karangduwur berdiri pada tahun 1948. Didirikan oleh para tokoh ulama dan masyarakat. Para ulama yang terlibat dalam usaha pendirian madrasah antara lain; KH. Asifudin Zawawi, Wartoyo, Damanhuri, Slamet Shoghir dan masih banyak yang lain. Adapun dari tokoh masyarakat diantaranya adalah Abdul Hadi yang saat itu selaku Kepala Desa Karangduwur.

Usaha mendirikan madrasah ini berawal dari persinggahan tokoh ulama dari daerah Banyumas yaitu, Asifudin Zawawi di desa Karangduwur dalam perjalanan pulang dari pengungsiannya di Yogyakarta, akibat revolusi yang terjadi di Tanah Air setelah kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertemuan dengan para santrinya, di desa Karangduwur membuahkan kesempatan mendirikan lembaga pendidikan Islam, dengan restu kepala desa setempat yaitu Abdul Hadi, maka didirikanlah madrasah diniyah (pondok pesantren) yang sekarang dikenal dengan Pondok Pesantren Wathoniyah Islamiyah (PPWI).

Awalnya, madrasah ini sejenis sekolahan diniyah. Sekolah yang materi pelajarannya khusus ilmu-ilmu agama Islam. Tingkatannya sejajar dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara Sekolah dasar (SD). Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sore hari.


Bangunan MWI pada zaman dahulu. Foto: dok MWI Karangduwur 

Pada tahun 1954 pola pendidikan diubah, pendidikannya tidak lagi untuk tingkat dasar, akan tetapi untuk tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Usaha ini disambut baik oleh masyarakat karena di desa Karangduwur atau di wilayah setempat belum ada pendidikan sejenis dan belum ada pendidikan yang setingkat dengan SLTP dan SLTA.

Dalam pengembangannya madrasah tidak banyak mengalami hambatan. Sejak tahun 1961 madrasah ini sudah dapat melengkapi sarana-sarana pendidikan yang memadai. Gedung belajar dan kantor guru sudah terpenuhi, semuanya dengan swadaya masyarakat. 

Status madrasah adalah pendidikan swasta di bawah lembaga Yayasan Kesejahteraan Ummat (YAKU) desa Karangduwur. Yayasan ini mendapat legalitas dari pemerintah dengan akte notaris No: 19/25 Februari 1975.

Mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat serta mutu pendidikan, madrasah memasukkan materi-materi pelajaran umum dengan tidak mengubah kapasitas pelajaran agama yang menjadi misi utama penyelengaraan madrasah.

Usaha kemudian dirintis oleh As’ad Damanhuri SH, pada waktu itu dirinya menjabat sebagai kepala madrasah sekitar tahun 1961-1965, yaitu setelah madrasah mengikutsertakan anak didiknya dalam ujian negara. Dengan usaha ini akhirnya madrasah dapat membantu anak didiknya melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan di atasnya, baik perguruan tinggi umum atau agama.


Para siswa-siswi MWI Karangduwur. Foto: dok MWI Karangduwur 

MWI Saat Ini

Humas MWI Karangduwur, yang sekaligus guru sosiologi di sekolahan ini, Rusdarmawan mengatakan, program pendidikan di MWI Karangduwur saat ini lebih beragam. Selain materi pendidikan Islam, materi pendidikan umum di MWI Karangduwur juga menjadi prioritas. Bahkan tidak hanya belajar Bahasa Arab, di MWI juga dilatih bahasa asing lain seperti Inggris dan Jepang.

Rusdarmawan yang akrab dipanggil Nanang menjelaskan, pendidikan Islam di MWI Karangduwur sangat ditekankan, agar menciptakan siswa-siswi yang berbudi pekerti secara Islami dan mampu bersaing dengan dunia modern.

"Sejak MTs bimbingan leadership melalui IPMAWI (OSIS-nya MWI), konsultasi belajar & konseling melalui peran BK. Pembiasaan sholat jamaah, pembiasaan ahlakul karimah, bimbingan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ), out bond, classmeeting dan wali kelas gathering, sudah diadakan," kata Rusdarmawan, kepada iNews Depok, Selasa (11/4/2023).

Ekstrakulikuler yang diadakan di MWI Karangduwur juga cukup menarik, mulai dari olahraga dan kegiatan keilmuan.

"Pramuka, PMR, KIR, komputer, Beladiri Tifan, Beladiri Tae Kwondo, Otomotif, Khitobah (pidato), Sains Club, bahasa Jepang, Arabic Fun, menjahit, panahan," imbuhnya.


Para siswi di MWI Karangduwur. Foto: dok MWI Karangduwur 

Pendidikan agama di MWI Karangduwur sudah dibentuk kepada siswanya mulai dari tingkat MTs hingga ke jenjang Aliyah. Bahkan siswa atau santri-santri yang ada di sekolahan ini tidak hanya dari warga lokal saja. Ada para siswa yang justru menuntut ilmu dari luar Kebumen, bahkan luar Pulau Jawa.

Rusdarmawan mengatakan, pihak MWI mendukung penuh siswa-siswi dari manapun, sehingga pihaknya juga menyiapkan asrama untuk para siswa dari luar Kebumen. Dukungan pihak sekolah juga memberikan bantuan kepada siswa yang tidak mampu.

Siswa luar Kebumen yang mengenyam pendidikan di MWI Karangduwur kebanyakan berasal dari Pemalang, Cilacap, Purworejo, Magelang dan Banjarnegara. Sementara dari luar daerah ada dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

"Madrasah MWI memiliki asrama. Pengelolaan asrama dilakukan secara modern, siswa di asrama difokuskan pada penguasaan bahasa Arab dan tahfidz Al-Qur'an. Asrama diperuntukkan bagi siswa yang jauh, berasal dari luar Kebumen, Adapun untuk siswa yang tidak berasrama difokuskan pada penguasaan keterampilan, minat olahraga dan kompetensi ilmu-ilmu sains," kata Rusdarmawan.

Pihak sekolahan juga mendukung penuh kreativitas para siswa dalam bentuk lomba tingkat daerah ataupun nasional.


Kegiatan keagamaan di Asrama MWI Karangduwur. Foto: iNews Depok/Tama

"MWI sangat terbuka terhadap para siswa yang ingin mengikuti lomba-lomba baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. Dan MWI siap memberikan support maupun akomodasi. Bimbingan persiapan lomba diberikan secara intensif," imbuhnya.

MWI Karangduwur memang tergolong unik, karena berbeda dengan MTs atau MA lainnya yang ada. Perbedaanya mulai dari jumlah mata pelajaran hingga pola kegiatan belajar mengajar yang berbeda.

Saat ini, MWI Karangduwur diisi oleh sebanyak hampir seribu siswa atau santri. Ada 550 siswa untuk tingkat MTs, dan 400 siswa tingkat MA. Untuk tingkat MTs dipimpin oleh Fitriansyah, sementara untuk tingkat MA dipimpin oleh Habiburrohman S.Pd.I.

Soal prestasi, MWI Karangduwur mendulang banyak prestasi lomba. Antara lain:

Tingkat MTs
- Juara 1 Aksioma bidang Pidato Bahasa Indonesia.
- Juara Aksioma bidang Tahfidz Al-Qur'an.
- Juara Aksioma bidang Kaligrafi.
- Juara LCTP Pramuka.


Kegiatan belajar mengajar siswa di MWI Karangduwur. Foto: dok MWI Karangduwur 

Tingkat MA (Aliyah):
- Juara 1 lomba khitobah bahasa Arab Tingkat Nasional.
- Juara lomba berkisah Bahasa Arab tingkat nasional.
- Juara lomba berkisah Bahasa Indonesia tingkat nasional.
- Juara 1 beregu lomba panahan tingkat Eks Karesidenan Kedu.


- Juara individu lomba panahan PODA Tingkat Eks Karesidenan Kedu.
- Juara 1 LCTP Tingkat Kabupaten Kebumen.
- Juara 1 lomba puisi tingkat Kabupaten Kebumen.
- Juara Tae Kwondo POPDA Tingkat Kabupaten Kebumen.
- Juara 4 Biomedical Engineering Tingkat Nasional ITS Surabaya.
- Medali Emas Mapel Matematika National Science & Social Competition.
- Medali Emas lomba mapel Sejarah yg diselenggarakan oleh Global Youth Action.

Seperti diketahui, MWI mencetak kader-kader yang siap melanjutkan jenjang pendidikan hingga ke perguruan tinggi ternama. Rusdarmawan menambahkan, saat ini ada lima lulusan MA yang diterima di perguruan tinggi melalu jalur seleksi nasional untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN) berdasarkan atas prestasi atau (SNBP).

"Ada lima yang diterima melalui SNBP 2023. Tiga orang di Universitas Indonesia, satu orang di Universitas Padjadjaran dan satu orang di Universitas Tidar Magelang," kata Rusdarmawan.


Kegiatan upacara bendera. Foto: iNews Depok/Tama

Bahkan tidak sedikit alumni MWI Karangduwur yang melanjutkan pendidikannya ke luar negeri seperti Arab Saudi, Mesir, Korea Selatan bahkan hingga Inggris.

Salah satunya Khasan Mustofa, yang saat ini mendapat beasiswa pendidikan di University of Birmingham, di Inggris mengaku sekolah di MWI Karangduwur sangat berimbang. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

"Sekarang saya ambil program MSc Computer Science di University of Birmingham. Di MWI pendidikannya sangat lengkap, banyak dibekali ilmu agama tapi pengetahuan umum pun tidak ketinggalan," kata pria yang akrab disapa Tofa, saat dihubungi iNews Depok.

Sembari mengenang, Tofa mengaku banyak materi pelajaran agama Islam yang diberikan MWI Karangduwur kepadanya. Selain itu, kegiatan MWI yang lain membuatnya merasakan kehidupan yang seimbang.

"Mungkin pas di MWI lihat pelajaran agama kok banyak amat, tapi ternyata begitu lulus sadar kalau itu sangat berharga dan kadang kangen sama pelajaran-pelajaran di MWI. Balance sih. Bagaimana mengatur kehidupan sosial bermain, belajar dan berorganisasi supaya seimbang. Jadi tetap berprestasi tanpa harus jadi ansos," imbuh Tofa yang mengenyam pendidikan MTs dan MA di MWI Karangduwur.

Sebelum menuntut ilmu di Britania, Tofa juga merupakan lulusan terbaik S1 Teknik Sipil Universitas Indonesia lulusan tahun 2017.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut