"Di situlah awal saya pertama punya motor, saya cicil dari kuli bangunan," kata Ajudan Pribadi.
Di samping itu, Akbar juga sempat menjajal pekerjaan pemulung bersama sang nenek. Saat itu, Akbar masih kecil dan masih sekolah di bangku kelas 6 SD.
Untuk mendapatkan uang, Akbar juga rela bekerja apapun. Dia pernah berjualan kacang di dekat lapangan golf di Makassar, Sulawesi Selatan.
Akbar juga sering memijat orang-orang kaya yang bermain golf. Dari keahliannya memijat, Akbar bertemu dengan Andi Rukman Karumpa, yang kelak menjadi atasannya.
"Dia bilang, 'Enak juga pijit kamu'. Kemudian dia ngomong 'Nomor kamu berapa'. Aku kasih tukeran nomor HP sama bos yang dipijit itu," kenang Akbar.
Selanjutnya, Andi Rukman Karumpa membawa Akbar ke Jakarta. Awalnya Akbar hanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih karena pada saat itu Andi masih memiliki ajudan pribadi.
Akbar kemudian diminta menggantikan posisi sebagai ajudan pribadi Andi karena ajudan sebelumnya tidak jujur. Dari sanalah, hidup Akbar berubah 180 derajat.
"Ajudan satu ini suka curi Dolar, nggak jujur, jadi dipecat. Mau cari ajudan militer polisi nggak mau dia (majikan). Akhirnya saya jadi ajudan," cerita Akbar.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani