DEPOK, iNewsDepok.id – Media sosial saat ini tengah ramai mengungkap kehidupan para pejabat dan keluarganya yang kerap tampil hedon. Bahkan beberapa diantaranya terungkap berbagai hal negatif yang ada di kehidupan mereka.
Namun tidak semua keluarga para crazy rich di Indonesia selalu tampil dalam kemewahan. Hal tersebut seperti yang terlihat pada kehidupan 2 anak konglomerat Indonesia yang kerap menjadi perhatian publik karena gaya hidup sederhananya.
Bahkan salah satu dari mereka ada yang masih tetap nyaman saat memakai sepatu yang sudah jebol. Kedua anak konglomerat itu adalah:
Grace Tahir adalah putri dari pasangan orang terkaya Indonesia, yaitui Dato Sri Tahir dan Rosy Riady yang merupakan keturunan keluarga konglomerat Riady. Keluarga Tahir merupakan konglomerat di bidang perbankan, perawatan kesehatan, dan real estate, dan saat ini memiliki saham mayoritas di Bank Mayapada. Sementara Rosy Riady merupakan anak dari Mochtar Riady yang merupakan pendiri Lippo Group.
Saat tampil di podcast Denny Sumargo, Grace Tahir yang saat ini menjabat sebagai Direktur di Rumah Sakit Mayapada ini mengaku jika orang tuanya selalu mengajarkan kesederhanaan. Sejak kecil hingga sekarang dia pun sudah terbiasa dengan gaya hidup sederhana.
Salah satunya dalam hal penampilan sehari hari Grace Tahir lebih mengutamakan kenyamanan dibanding merek mahal dan mewah. Dan saat outfit yang dikenakan Grace Tahir dihitung, jumlah totalnya sangat di luar dugaan.
"Kaca mata berapa, mana gue ingat. Ini kayaknya 1 atau 2 juta. Ini baju waktu charity, ini gue ingat 1 jutaan. Tapi ini dulu buat charity," ucap Grace Tahir.
"Ini sepatu skating shoes dari New Balance, maksudnya murah enggak mahal, sejutaan kali. Kalau kaus kaki, Rp100 atau Rp200 ribu. Jam Casio Rp600 ribu, murah," lanjut Grace.
Meski penampilannya tidak seperti gaya anak konglomerat lainnya, namun Grace Tahir mengaku selalu tampil rapi. Cucu pendiri Lippo Group itu juga mengatakan tidak memiliki mobil mewah seperti mobil sport. Dia hanya menggunakan Alphard, mobil yang umum digunakan orang-orang kaya lainnya..
Padahal jika Grace Tahir mau, dia bisa saja membeli berbagai kendaraan dan barang-barang mahal. Mengingat orang tuanya merupakan orang terkaya di Indonesia
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dato Sri Tahir memiliki total kekayaan sekitar US$2,6 miliar atau setara dengan Rp37,1 triliun yang berjalan dalam sejumlah produk seperti media cetak, TV berbayar, ritel, rumah sakit, properti, dan keuangan.
Armand Wahyudi Hartono adalah putra dari Robert Budi Hartono, pemilik PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan cucu dari Oei Wie Gwan, founder perusahaan rokok Djarum dan Group Hartono.
Meski menjadi anak konglomerat dan bisa membeli semua barang yang diinginkan, namun hal itu tidak berlaku bagi Armand. Dalam kesehariannya, Armand lebih memilih hidup sederhana. Salah satunya yang pernah ramai jadi omongan adalah saat Armand melakban sepatunya yang sudah jebol.
Orang mungkin tak akan percaya Armand yang anak konglomerat melakukan hal receh tersebut. Tapi faktanya, Armand memang melakban sepatunya yang jebol dan membagikan moment itu di Instagram pribadinya.
“Prepare for anything. Apa pun bisa terjadi, sepatu tua tiba2 sobek di perjalanan, untung ada lakban,” tulis Armand di unggahan Instagramnya.
Saat ngobrol di podcast Hermanto Tanoko, Armand sempat menceritakan moment saat sepatunya jebol tersebut.
"Saya sih begini nggak mikir ya Pak. Itu ya otomatis ya kalau ada sepatu rusak ya dilakban aja ya. Ya lagi jalan-jalan, mungkin itu dulu kebanyakan nonton McGyever di waktu kecil," ucap Armand Hartono.
Armand juga mengungkapkan saat waktu kecil dirinya tidak selalu bisa mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya, meskipun dia anak dari bos perusahaan rokok Djarum. Keluarga mendidiknya untuk terbiasa hidup sederhana dan tidak larut pada kekayaan yang dimiliki.
Seperti diketahui, Hartono bersaudara Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan data Forbes tahun 2021, kekayaan kakak beradik ini mencapai Rp216,72 triliun.
Bisnis keluarga Hartono meliputi Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk, Properti, Elektronik dan sektor Perkebunan.
Editor : M Mahfud