ANKARA, iNewsDepok.id - Kota kuno Aleppo dan sejumlah bangunan sejarah Islam terdampak parah bahkan runtuh akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada Minggu lalu.
Saat ini Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) tengah memeriksa kondisi puluhan situs warisan dunia yang berharga di Turki dan Suriah. Banyak bangunan kuno dan bersejarah yang ada di dua negara tersebut terkena dampak parah.
Dalam sebuah pernyataan, UNESCO mengungkapkan tengah melakukan survei di daerah yang terkena dampak. Di sana UNESCO menemukan banyak tempat wisata dan monumen bersejarah, termasuk situs arkeologi terkenal Nemrut Dag rusak parah, bahkan ada yang runtuh total.
"Organisasi kami sedang melakukan penelitian dan akan berusaha memberikan bantuan yang diperlukan," ungkap Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, demikian dilansir dari The Sun pada Jumat (10/2/2023).
Azoulay mengungkapkan sebuah istana di Gaziantep dan sebuah benteng di Aleppo, yang merupakan salah satu situs sejarah paling berharga di wilayah tersebut, serta kota kuno Aleppo di Suriah yang menyimpan berbagai harta perang, terkena dampak parah.
Demikian pula, situs warisan dunia yang baru saja direstorasi setelah perang berkepanjangan di Aleppo sejak 2012 terdampak gempa dahsyat tersebut. Menurut Azoulay, sisa-sisa sejarah itu tampaknya sulit dipulihkan setelah menara barat tembok kota lama, termasuk beberapa bangunan di sekitarnya hancur.
Beberapa bangunan di kota Diyarbakır yang mayoritas penduduknya Kurdi di tenggara negara itu juga runtuh. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang Benteng Diyarbakır dan Lanskap Budaya Taman Hevsel.
Benteng dan lanskap tersebut merupakan salah satu situs warisan sunia paling terkenal. Bahkan, di lembah Sungai Tigris, benteng ini memiliki makna sejarah yang besar karena berperan pada zaman Yunani, Romawi, Islam, dan Ottoman.
Tembok kota sepanjang 5,7 kilometer (km) tetap menjadi daya tarik wisata yang populer dan terpanjang kedua setelah Tembok Besar China.
Selain itu, arsitektur Islam Turki juga mengalami perubahan drastis akibat gempa. Salah satunya Masjid Yeni Camii di Malatya yang runtuh akibat gempa susulan pada Senin (6/2/2023) lalu dan menyebabkan kubah besar itu hancur.
Para ahli mengungkapkan, gempa besar yang melanda Turkiye menggeser lempeng tektonik yang didudukinya hingga tiga meter. Negara ini terletak di jalur patahan utama yang berbatasan dengan lempeng Anatolia, Arab, dan Eurasia sehingga rentan terhadap aktivitas seismik.
Sementara menurut ahli meteorologi, patahan sepanjang 225 km antara lempeng Anatolia dan Arab telah pecah.
Seismolog Italia, Dr. Carlo Doglioni mengatakan kepada situs berita Italy 24 bahwa akibat fenomena tersebut, Turkiye mungkin tergelincir hingga lima hingga enam meter dibandingkan dengan Suriah.
Hitungan tersebut, kata Dr. Doglioni, berdasarkan pada data awal dan informasi yang lebih akurat akan tersedia dari satelit dalam waktu dekat.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani