DEPOK, iNewsDepok.id - Kota Tua menjadi salah satu obyek wisata favorit ibu kota terutama bagi warga di sekitaran Jabodetabek. Wisata yang terbilang murah meriah ini mudah dicapai dengan berbagai moda transportasi umum.
Kawasan seluas 1,3 kilometer persegi ini melintasi wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Di bagian utara, Kota Tua berbatasan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Laut Jawa.
Kota Tua juga berbatasan dengan Kali Krukut di bagian barat dan Sungai Ciliwung di sebelah timur. Di selatan, berbatasan dengan Jalan Jembatan Batu dan Jalan Asemka.
Wisata Kota Tua menarik pengunjung karena bangunan yang berda di kawasan ini didominasi gedung dengan arsitektur Eropa dan China dari abad ke-17 hingga abad ke-20. Apalagi kini tersedia pedestrian di Jalan Lada, yang menghubungkan stasiun kereta dengan Kota Tua sehingga pengunjung bisa sembari berjalan kaki santai.
Sangat menarik untuk mengetahui sejarah Kota Tua. Kota Tua sendiri telah ada sejak lama dan menjadi bagian dari sejarah panjang Jakarta.
Sejarah Kota Tua atau dikenal Batavia Lama (Oud Batavia) berawal pada 1526. Pada masa itu Kerajaan Demak menugaskan Fatahillah, seorang panglima untuk menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah berhasil direbut oleh Fatahillah, pelabuhan tersebut diganti namanya menjadi Jayakarta.
Wilayah taklukan Kerajaan Demak itu kemudian diserang oleh perusahaan dagang Belanda, VOC pada 1619 dengan dipimpin Jan Pieterszoon Coen. Kemudian, pada 1620 VOC membangun kota baru yang berada tepat di atas reruntuhan Jayakarta.
VOC menamakan kota tersebut Batavia sebagai penghormatan kepada leluhur bangsa Belanda, Batavieren. Pada 1635, kota diperluas ke sebelah barat Sungai Ciliwung. Kota tersebut dirancang dengan sistem pertahanan berupa tembok dan parit sekeliling kota.
Pembangunannya selesai pada 1950. Kota Batavia difungsikan sebagai kantor pusat VOC di Hindia Timur juga sebagai pusat perdagangan di Asia. Nama Batavia digunakan sejak 1621-1942.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani