JAKARTA, iNewsDepok.id - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyerukan peningkatan produksi senjata karena para ahli menunjukkan bahwa persediaan Pentagon terbatas. Industri senjata negara-negara Barat pun kembali menderu.
Stoltenberg mengungkapkan banyak senjata negara-negara Barat telah dikirim ke Ukraina untuk perang dengan Rusia. Akibatnya persediaan senjata perlu diadakan lagi dalam jumlah besar.
Duta besar AS Julianne Smith juga mengakui pada Selasa (13/12/2022) bahwa hampir semua negara NATO kehabisan persediaan senjata dan amunisi karena banyak yang telah dikirim ke Ukraina.
AS, NATO, dan Uni Eropa kini berupaya mendesak industri militer Barat untuk meningkatkan produksi guna mengatasi kekurangan tersebut.
Melansir dari Russia Today, Smith menyebut Estonia sebagai contoh. Negara tersebut telah memberikan bantuan dalam jumlah besar ke Ukraina dan sekarang menghadapi beberapa kekurangan yang sangat nyata.
Sementara grup kontak untuk Ukraina difokuskan pada pengorganisasian pengiriman ke Kiev, NATO telah menugaskan Konferensi Direktur Persenjataan Nasional (CNAD) untuk menangani masalah penurunan stok di seluruh aliansi, kata Smith.
Sementara itu, UE telah meluncurkan inisiatif terpisah yang ditujukan untuk industri militer.
Smith menambahkan bahwa kuncinya adalah menemukan jaringan ikat sehingga UE, NATO, dan AS dapat bekerja sama dan tidak bertentangan.
AS dan sekutunya telah menyalurkan bantuan militer ke Ukraina sejak 2014. Mereka lalu meningkatkan pengiriman amunisi, senjata kecil, dan senjata berat – termasuk tank dan artileri – pada bulan Februari, ketika konflik dengan Rusia meningkat.
Editor : M Mahfud