JAKARTA, iNewsDepok.id - Pemerintah Uni Eropa tidak dapat menyepakati batas harga yang diusulkan untuk minyak mentah Rusia melalui laut pada Senin (28/11/2022).
Polandia dan beberapa negara Baltik dilaporkan menuntut angka $65-70 yang diusulkan oleh negara-negara G7 lebih rendah lagi, untuk menghambat kemampuan Rusia membiayai operasi militernya di Ukraina.
Melansir dari Russia Today, Warsawa menegaskan batas yang diusulkan tidak akan memiliki efek yang diinginkan di Moskow, menunjukkan bahwa minyak negara itu saat ini diperdagangkan antara $52 dan $63,50 per barel.
Bersama dengan Lithuania dan Estonia, Polandia telah mendesak blok tersebut untuk menetapkan batas atas $30, yang memungkinkan Moskow hanya mendapatkan keuntungan $10 per barel, dengan asumsi biaya produksi $20 per barel. Ketiga negara juga ingin menambahkan mekanisme peninjauan sehingga batas tersebut dapat direvisi lebih jauh jika diinginkan, dan menyerukan garis besar yang lebih koheren dari paket sanksi berikutnya yang menargetkan Rusia.
Sikap keras kepala Polandia dilaporkan membuat jengkel anggota blok lainnya, dengan seorang diplomat UE mengeluh bahwa Warsawa sama sekali tidak berkompromi dengan harga tanpa menyarankan alternatif yang dapat diterima dan menambahkan bahwa ada kekesalan yang meningkat dengan posisi Polandia.
Sementara Malta, Siprus, dan Yunani sebelumnya berpendapat batas yang diusulkan G7 terlalu rendah, para diplomat menjelaskan bahwa mereka mendapatkan konsesi dalam teks hukum dan bersedia untuk melanjutkan dengan angka saat ini. Hongaria menarik oposisinya sendiri minggu lalu, setelah mendapatkan pengecualian dari tindakan tersebut.
Batas harga seharusnya mencegah perusahaan pengapalan, asuransi, dan reasuransi melakukan bisnis dengan produsen atau pengecer minyak Rusia yang mencoba menjual komoditas dengan margin yang menguntungkan. Sebagian besar perusahaan pengapalan dan asuransi besar berbasis di negara-negara G7, yang berarti kesepakatan di antara negara-negara tersebut akan sangat menghambat kemampuan Moskow untuk menjual minyaknya dengan harga lebih tinggi daripada tarif yang dibatasi.
Rusia telah berulang kali mengatakan tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang mengikuti batasan tersebut.
Pekan lalu, Rusia memperingatkan negara-negara yang mendukung batas harga G7 bahwa mereka akan terputus dari penjualan minyak di masa mendatang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengutip destabilisasi ekonomi dan politik yang akan dihasilkan dari tindakan semacam itu, dengan alasan hal itu akan menjadi "preseden berbahaya" karena negara-negara penghasil minyak menemukan bahwa mereka dapat menjadi sasaran serupa oleh sanksi yang bermotivasi ideologis.
Editor : M Mahfud