JAKARTA, iNewsDepok.id - Pentagon telah mengumumkan bahwa Rusia secara resmi memberi tahu pihak berwenang AS tentang rencananya untuk melakukan latihan tahunan dengan pasukan pencegahan nuklirnya, di tengah latihan nuklir 'Steadfast Noon' NATO yang sedang berlangsung.
“AS telah diberitahu dan, seperti yang telah kami soroti sebelumnya, ini adalah latihan rutin tahunan oleh Rusia,” kata juru bicara Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, Selasa.
Militer AS tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi mengakui bahwa Rusia “mematuhi kewajiban pengendalian senjata dan komitmen transparansi untuk membuat pemberitahuan tersebut.”
Kementerian Pertahanan Rusia belum merilis pernyataan resmi tentang tanggal dan skala latihan yang direncanakan, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (26/10/2022). Latihan semacam itu biasanya melibatkan uji komprehensif senjata berkemampuan nuklir dan non-nuklir, untuk memastikan kesiapan pasukan pencegahan strategis dan seluruh rantai komando.
Terakhir kali Rusia melakukan latihan serupa adalah pada Februari, beberapa hari sebelum Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina.
Pengumuman itu muncul di tengah latihan nuklir 'Steadfast Noon' yang sedang berlangsung, yang akan berjalan hingga 30 Oktober dan berlangsung di Belgia, Laut Utara, dan Inggris. NATO juga menggambarkan latihan itu sebagai "rutin" dan "tidak terkait dengan peristiwa dunia saat ini," sambil bersikeras bahwa tidak ada senjata langsung yang akan digunakan.
Sekitar 60 pesawat dari berbagai jenis dari 14 negara anggota NATO ambil bagian dalam Steadfast Noon, termasuk jet tempur canggih, pesawat pengintai dan tanker, serta pembom strategis berkemampuan nuklir B-52 AS.
Presiden Vladimir Putin baru-baru ini bersumpah bahwa Rusia akan menggunakan “semua cara yang tersedia bagi kita” untuk membela rakyat dan wilayahnya – sebuah pernyataan yang ditafsirkan oleh Washington dan sekutu NATO-nya sebagai ancaman terselubung untuk menyebarkan senjata nuklir.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menepis kekhawatiran bahwa postur nuklir aliansi dapat menyebabkan salah perhitungan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, menekankan bahwa itu malah akan mengirim "sinyal yang sangat salah" jika NATO membatalkan latihan nuklir karena krisis Ukraina.
Editor : M Mahfud