Melalui peringatan maulid, umat muslim belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkanakan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:
إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِيْ هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِيْ مِنْ بَنِيْ هَاشِمٍ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari Quraisy Bani Hasyim dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR Muslim) Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, insya Allah cinta dan pengagungan kepadanya semakin menguat dan mendalam. Cinta inilah yang akan mendorong untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-ajarannya.
Dalam peringatan maulid, juga belajar dan mengajarkan tentang ciri-ciri fisik mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang melihatnya dalam mimpi, sungguh ia akan melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda Baginda:
مَنْ رَءََانِيْ فِيْ الْمَنَامِ فَسَيَرَانِيْ فِيْ الْيَقَظَةِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Maknanya: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan jaga” (HR al-Bukhari dan Muslim) Dalam peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah (sejarah hidup Nabi).
Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman seseorang jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Nabi dan beradab dengan adab-adabnya. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi). Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat Al Quran, sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang silaturrahmi serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan antar sesama umat Islam.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani