Yayasan Bintaro Design District pun resmi berdiri pada tahun 2018 bersamaan dengan penyelenggaraan festival Bintaro Design District yang pertama.
Mengangkat tema permeable society. BDD merupakan wadah bagi para pecinta/pemerhati/pelaku desain dan seni yang menjadi bagian dari budaya Indonesia, juga sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan potensi para anggotanya dalam mendesain dan responsif pada desain serta masalah- masalah urbanitas yang berkaitan dengan desain dan arsitektur, juga berkaitan dengan aspek kebudayaan secara menyeluruh.
BDD dalam berkegiatan mengajak pula dan bermitra dengan organisasi/kumpulan sejenis, pemerintah daerah dan pusat, institusi-institusi dalam dan luar negeri yang memiliki kesamaan bidang.
Mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, ajang BDD saat pameran pertama kali berhasil menggaet 70 desainer dan kelompok desainer. Mulai dari arsitek, interior, desain komunikasi visual (dkv)/ grafis, photography, film hingga musik.
Bahkan pada pameran keduanya di tahun 2019, Bintaro Design District langsung memecahkan rekor penyelenggaraan acara BDD selama 10 hari dengan 116 acara/event. Sehingga mendapatkan hadiah Good Design Indonesia dari Kementerian Perdagangan.
Nah, setelah dua kali diselenggarakan, harusnya tahun 2020 merupakan penyelenggaraan ke-3, namun tertunda karena Pandemi dan akhirnya bisa terselenggara di 14 September 2022 - 24 September 2022 ini secara offline.
Dengan tema "Berbagi Masa Depan”, Hermawan Tanzil meyakini bahwa tema tersebut menjadi tema yang sangat relevan, bahkan tidak mudah untuk usang.
"Tema ini akan membungkus, mendokumentasikan, dan juga memamerkan karya-karya terkini dan pemikiran-pemikiran terbaru dalam menghadapi dunia baru pasca pandemi yang dinamis, spiritual, dan penuh kewaspadaan," kata Hermawan.
Editor : M Mahfud