BINTARO, iNewsDepok.id - Harus diakui, desain tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dari mulai sandang, pangan, papan, semua memerlukan desain.
Meski begitu, tak banyak orang yang mengerti dan bisa menikmati desain.
Hal itulah yang melatarbelakangi empat orang kreatif, inisiator dan kurator Bintaro Design District (BDD), yaitu; Hermawan Tanzil (Le.Bo.Ye), Andra Matin (Andra Matin Architecture), Budi Pradono (Budi Pradono Architecture), dan Danny Wicaksono (Studio Dasar), meluncurkan gagasan untuk menyelenggarakan festival desain di bawah Yayasan Bintaro Design District.
"Desain perlu dibawa ke ruang publik dan dapat diakses, karena desain bisa menjadikan hidup dan perasaan lebih baik," ungkap Danny Wicaksono. "Gagasan-gagasan berikut akan timbul ketika berpijak di atas gagasan lain. Sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih dalam," tambahnya.
"Popularitas desain memang belum banyak. Makanya kita bikin festival ini. Karya yang bisa diinvasi oleh masyarakat luas. Misalnya, Pak Budi Pradono mendandani warung kecil bubur kacang ijo menjadi lebih bagus, mendandani gerobak cendol menjadi sesuatu yang beda dan menarik," timpal Andra Matin.
"Festival art mungkin sudah banyak, tapi festival desain belum ada. Desain itu lebih terapan dan harusnya lebih memasyarakat karena bisa dipakai," jelas Andra.
Sedikit menengok ke belakang, terbentuknya Yayasan Bintaro Design District (BDD) diawali dengan pertemuan informal para pendirinya (Andra Matin, Budi Pradono, Danny Wicaksono, dan Hermawan Tanzil) saat acara London Design Biennale di Inggris tahun 2016.
Kegiatan sharing desain dan kumpul- kumpul di wilayah Bintaro layaknya pertemuan karang taruna tersebut, memicu semangat untuk meningkatkan apresiasi masyarakat pada dunia desain lewat pameran dan diskusi-diskusi informal, membahas tentang karya-karya terbaru, serta mengadakan open house dan kritik karya.
Editor : M Mahfud