KAMU bisa membedakan ciri-ciri atau pertanda orang cerdas dengan tidak cerdas?
Sering, karena seseorang dianggap salah ketika diminta mengerjakan sesuatu, orang itu dianggap "bodoh". Padahal, belum tentu seperti itu karena banyak faktor mengapa seseorang melakukan kesalahan. Misalnya, karena grogi; sedang banyak pikiran yang membuatnya tidak dapat fokus, atau karena dia memang belum tahu atau belum memahami tentang apa yang harus dikerjakan.
Men-judge seperti itu tentu tidak baik, karena bukan saja orang yang dianggap bodoh merasa tersinggung, tetapi juga dapat memicu pertengkaran, perkelahian, bahkan permusuhan.
Seperti dilansir Healthline, psikolog dan para ahli lainnya telah menemukan banyak cara untuk melihat kecerdasan manusia. Tes IQ (intelligence quotient) misalnya, dapat digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang, juga untuk mengukur bakat dan kemampuan.
Namun, tes IQ bukan satu-satunya cara untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang, karena banyak ahli percaya bahwa sebuah tes tidak dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kecerdasan. Apalagi karena berdasarkan penelitian mereka, ada beberapa jenis kecerdasan yang perlu dipertimbangkan.
Menurut psikolog Howard Gardner, ada delapan jenis kecerdasan, yaitu:
1. Linguistik: kepekaan terhadap bahasa lisan dan tulisan, serta kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan
2. Logis atau matematis: kemampuan untuk menganalisis secara logis, melakukan tugas matematika, dan menyelidiki secara ilmiah
3. Spasial: kesadaran dari kemampuan untuk menggunakan ruang yang luas dan pola yang lebih kecil, seperti dalam geometri
4. Kinestetik-jasmani: kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh untuk menciptakan, melakukan, atau memecahkan masalah
5. Musikal: musik mengacu pada keterampilan menyusun, melakukan, dan menghargai musik dan pola musik
6. Antarpribadi (interpersonal): kemampuan untuk memahami maksud dan keinginan orang lain yang membantu seseorang bekerja dengan baik dengan orang lain.
7. Intrapersonal: kemampuan seseorang untuk merenungkan dan memahami diri mereka sendiri, termasuk perasaan, motivasi, dan kemampuan mereka
8. Naturalis: pengenalan dan klasifikasi dari berbagai spesies, pola cuaca, dan fenomena alam lainnya, pengenalan dan klasifikasi berbagai spesies, pola cuaca, dan fenomena alam lainnya
Delapan jenis kecerdasan teori Gardner ini dinilai mengandung beberapa masalah karena di antara kedelapan jenis kecerdasan itu ada yang tak bisa dinilai dan diukur secara terpisah Misalnya, orang dapat berargumen bahwa mengklasifikasikan spesies adalah kegiatan ilmiah, dan karenanya merupakan tanda kecerdasan logis.
Karenanya, ada beberapa istilah lain yang terkadang digunakan untuk menggambarkan kecerdasan, yakni:
1. Kecerdasan emosional: bagaimana seseorang merespons emosinya sendiri dan orang lain
2. Kecerdasan seksual: kesadaran akan konsep dan kompleksitas seksualitas
3. Kecerdasan sosial: mirip dengan kecerdasan interpersonal Gardner
Nah, kalau kamu mau tahu tanda-tanda kecerdasan menurut sains, berikut informasinya:
1. Memiliki empati
Empati umumnya digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan ini merupakan komponen kunci dari kecerdasan emosional.
Empati yang tinggi biasanya berarti kamu dapat merasakan ketika orang sedang berjuang, yang seringkali ditunjukkan melalui tanda-tanda halus dalam bahasa tubuh atau perilaku.
Empati juga dapat muncul sebagai tingkat pertimbangan dan penerimaan yang lebih dalam dari berbagai pengalaman orang lain.
2. Memiliki kesadaran diri yang kuat
Mengetahui apa yang dibutuhkan dari interaksi hanyalah salah satu bagian dari kesadaran diri.
Kesadaran diri yang berkembang dengan baik menandakan tingkat kecerdasan yang tinggi, karena dengan identitas diri yang kuat, seseorang dapat:
a. Memiliki kepercayaan diri untuk membuat pilihan yang mencerminkan keyakinan diri sendiri
b. Merasa nyaman mengekspresikan diri dengan bebas
c. Menetapkan dan menghormati batasan diri sendiri
d Memilih "jalan" yang sesuai dengan nilai pribadi
3. Pandai mengelola emosi
Kecerdasan emosional bukan hanya tentang memiliki rasa empati. Pandai mengelola emosi juga merupakan tanda kecerdasan, karena emosi bisa datang secara naik dan turun dari waktu ke waktu. Ini hal yang normal, akan tetapi cara menangani emosi tersebut yang akan mengungkapkan banyak hal tentang kecerdasan emosional seseorang.
Secara umum, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi menguasai beberapa hal, yakni:
a. Mengenali emosi yang kompleks
b. Memahami bagaimana emosi. memengaruhi pilihan dan perilaku
c. Menanggapi emosi itu secara produktif.
d. Melatih pengendalian diri untuk mengungkapkan perasaan pada waktu yang tepat.
e Mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat.
4. Selalu ingin tahu lebih banyak hal
Mungkin penjelasan sederhana tidak pernah memuaskan seseorang dengan kecerdasan tinggi, sehingga para ahli percaya bahwa keingintahuan dalam segala bentuknya, tampaknya terkait erat dengan kecerdasan.
Ketika menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, satu-satunya cara adalah mencari sendiri jawaban tersebut.
Jadi, rasa ingin tahu pun akan diikuti oleh proses belajar yang dilakukan sepanjang hidup.
5. Memiliki memori tubuh yang baik
Kecerdasan juga bisa muncul dalam konteks fisik. Mungkin seseorang tidak bisa menjelaskan bagaimana menuju ke restoran tertentu, tetapi tubuhnya memiliki memori dan mengingat jalannya.
Kecerdasan kinestetik-jasmani yang tinggi dapat diterjemahkan menjadi ketangkasan dan koordinasi yang lebih baik. Ini dapat membuat seseorang cukup mahir dalam olahraga dan aktivitas fisik lainnya, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan dengan detail yang baik.
6. Mampu mengatasi tantangan dalam hidup
Hidup tidak selalu sederhana dan beberapa orang menemukan jalan yang berliku-liku.
Kemampuan beradaptasi adalah komponen kunci dari kecerdasan. Ini menggambarkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru atau lingkungan yang berubah.
Sifat ini juga dapat terhubung dengan ketahanan, yaitu kemampuan seseorang untuk pulih dari kesulitan.
Karakteristik ini menekankan kecerdasan, terutama saat seseorang menghadapi kesulitan dalam hidupnya.
Editor : Rohman