Ada lima cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kecerdasan anak, yakni:
1. Pahami Tahap Perkembangan Anak
Untuk mengukur kecerdasan anak usia 0-5 tahun, akan lebih mudah bagi orang tua jika memahami tahap perkembangan dan kemampuan merespon anak pada usia ini.
Tahap perkembangan anak 0-5 tahun adalah sebagai berikut:
- Usia 0-3 bulan; hanya merespon secara refleks pada semua stimulus, dan berbahasa dengan tangisan.
- Usia 4 bulan: mulai bisa mengontrol tubuhnya dan menunjukkan kemampuan motorik halus, serta merespon stimulus dengan senyuman atau bunyi-bunyian.
- Usia 6 bulan: mulai duduk dan merangkak, mampu menggapai dan menggenggam benda kecil dengan koordinasi mata dan tangan.
- Usia 9 bulan: mulai belajar makan sendiri dengan tangan, belajar merangkak dan berdiri, mengucapkan suku kata sederhana.
- Usia 1 tahun: mulai menunjukkan kemampuan menguasai banyak hal.
- Usia 2 tahun: menunjukkan sikap mandiri, senang bereksplorasi, rasa ingin tahu tinggi, mencoba hal-hal baru, muncul berbagai kemampuan baru, mampu berkomunikasi dengan kalimat sederhana, menguasai proses belajar, memahami sebab-akibat dengan kemampuan motoriknya.
- Usia 3 tahun: lebih mampu menguasi berbagai hal untuk belajar, misalnya bahasa, ingatan, perasaan, kemampuan motorik, dan lain-lain.
- Usia 4 hingga 5 tahun: terjadi peningkatan kemampuan belajar, mampu menerima pengajaran formal secara bertahap.
2. Tes Intelligence Quotient (IQ)
Tes ini dapat dilakukan pada anak usia 5 hingga 8 tahun, tetapi akan lebih baik lagi bila dilakukan pada rentang usia 10-18 tahun.
Hasil tes ini dapat membantu orang tua dan anak untuk lebih memahami potensi dan bakat anak, sehingga lebih mudah diarahkan. Tes ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang membutuhkan keterlibatan logika dan cara berpikir yang kritis. Durasi tes IQ berkisar 1,5 jam sampai 3 jam.
3. Bayley Scales of Infent Development (BSID)
Cara mengukur kecerdasan anak ini diciptakan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Nancy Bayley, dan diperuntukkan bagi anak berusia 1 bulan hingga 3,5 tahun. Fokus penilaian pada tes ini meliputi aspek kognitif, bahasa, motorik, sosial-emosional, dan perilaku adaptif.
Metode cara mengukur kecerdasan anak yang digunakan adalah dengan mengajukan pertanyaan dan permainan yang menyertakan anak dan orang tua selama kira-kira 60 menit.
Para ahli juga nantinya akan menganalisa proses komunikasi orang tua dengan anak, dengan membiarkan mereka bermain bersama di sebuah ruangan.
4. Tes IQ Fisher-Price
Metode mengukur kecerdasan anak ini berasal dari Inggris, dan diperuntukkan bagi anak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Pada usia ini, mungkin memang terlalu dini untuk meyimpulkan tingkat kecerdasan anak.
Namun, tes IQ Fisher Price ini dapat digunakan untuk memeriksa perkembangan otak dan respon anak yang sangat berpengaruh pada proses perkembangan kecerdasan di masa mendatang.
Cara mengukur kecerdasan anak yang diterapkan oleh tenaga ahli adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada orang tua mengenai perilaku dan respon anak di beberapa situasi tertentu.
5. Tes WISC
WISC (Wechles Intelligence Scale for Children) adalah tes untuk anak usia 5 hingga 15 tahun. Yang difokuskan pada tes ini adalah mengukur kecerdasan anak pada aspek kognitif dan potensi.
Beberapa hal yang digali dalam tes WISC adalah kemampuan spasial visual, penalaran kuantitatif, memori kerja visual, kecepatan penamaan, dan memori asosiatif visual dan verbal. Intinya, kemampuan verbal dan logika anak akan diukur pada tes ini.
Untuk mendapatkan tes mengukur kecerdasan anak WISC, orang tua bisa mendatangi rumah sakit atau klinik khusus anak yang memiliki fasilitas dan tenaga ahli di bidang tes kecerdasan anak.
Beberapa sekolah swasta juga ada yang menyertakan tes ini sebelum memasuki tahun ajaran baru, agar pihak sekolah dan orang tua lebih mudah mengarahkan si anak tersebut.
Editor : Rohman