TOKYO, iNewsDepok.id - Sebuah desa yang bernama Desa Nagoro, yang terletak Pulau Shikuko, Jepang memang unik, sekaligus seram. Betapa tidak, desa ini hanya dihuni oleh 27 orang yang kebanyakan sudah pensiun dan ratusan orang-orangan sawah.
Ketika orang melintasi Desa Nagoro ini sekilas akan melihat banyak penduduk beraktivitas di ladang, sawah, jalanan, serta pekarangan rumah. Padahal, itu sebenarnya hanya boneka atau orang-orangan sawah. Alhasil, Desa Nagoro ini dijuluki dengan Kakashi no Sato atau Desa Orang-orangan Sawah.
Nagoro identik dengan desa yang masih Tsangat menjaga tradisi. Masih banyak ditemui gubuk beratap jerami, ladang gandum, serta jembatan dari kayu di sana.
Ratusan orang-orangan sawah di desa tersebut diciptakan oleh Tsukimi Ayano. Ayano sengaja membuat boneka yang sekilas mirip manusia itu agar desanya terlihat ramai. Alasannya, populasi penduduk Nagoro terus berkurang dari waktu ke waktu, banyak rumah yang tak berpenghuni lagi.
Menurut Ayano, cara terbaik untuk menghadapi populasi lokal yang semakin berkurang adalah menggantinya dengan ratusan boneka dengan ukuran layaknya manusia. Sejauh ini, Ayano telah membuat lebih dari 300 boneka orang-orangan sawah selama beberapa tahun.
Awal mula Ayano membuat orang-orangan sawah, karena saay kembali ke Nagoro pada 2002 setelah lama meninggalkan desanya, dia terkejut mendapati kampung halamannya itu sangat sepi karena ditinggal penghuni.
Saat itu hanya ada 27 orang di Nagoro, itu pun sebagian besar sudah pensiun. Sebagian besar penduduk meninggalkan desa demi mencari penghidupan lebih baik di kota terdekat.
Ide pun muncul untuk membuat orang-orangan sawah dengan tangannya. Setiap boneka diberi nama dan memiliki kisah hidup masing-masing. Selain di ladang, orang-orangan sawah tersebut diletakkan di beberapa tempat seperti di depan toko, halte bus, serta gimnasium.
Host channel YouTube Tokyo Lense Norm Nakamura yang mengunjungi desa itu memberikan kesan Nagaro sekilas menyeramkan. Saat membuka pintu sebuah bangunan di dalamnya ada puluhan orang-orangan sawah yang duduk memandang ke arah pintu.
"Ini sebenarnya hampir menakutkan,” ujarnya.
Di sisi lain, Nakamura sangat terkesan dengan tekad Ayano untuk mengubah desanya menjadi hidup. Berkat keterampilannya itu, saat ini Nagoro berubah menjadi obyek wisata sehingga bisa membantu merevitalisasi desa.
Ayano mengatakan sebelum ia membuat orang-orangan sawah, tidak ada orang yang mampir di desanya.
"Sekarang banyak orang berkunjung. Saya berharap Nagora akan kembali semarak dan banyak orang datang ke sini untuk jalan-jalan," kata Ayano.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani