get app
inews
Aa Text
Read Next : KPU Gandeng Alibaba Data Penduduk Indonesia Diduga Sudah Bocor, Bukan Bocor Halus Lagi

Pendiri Gemabudhis Kritik Rencana Pelaporan Roy Suryo Soal Meme Stupa Borobudur, Begini Katanya

Jum'at, 17 Juni 2022 | 13:20 WIB
header img
Aktivis Tionghoa yang juga pendiri Gemabudhis, Lieus Sungkharisma. Foto: tangkapan layar YouTube

JAKARTA, iNewsDepok.id - Tokoh Tionghoa yang juga pendiri Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi), Lieus Sungkharisma, bereaksi keras atas rencana Ketua Umum Dharmapala Nusantara, Kevin Wu, untuk melaporkan mantan Menpora Roy Suryo karena memposting meme stupa Candi Borobudur berwajah mirip Presiden Jokowi.

Menurut Lieus, jika laporan itu benar dilakukan, maka laporan itu sangat tergesa-gesa dan tidak mencerminkan ajaran Buddha yang welas asih dan pemaaf. 

“Umat Buddha itu pemaaf dan welas asih. Karena itu, dalam ajaran Buddha Mahayana dinyatakan di dalam setiap diri manusia ada Buddha,” ujar Lieus melalui siaran persnya, Jumat (17/6/2022).

Ia menegaskan, sikap pemaaf dan welas asih itu mestinya dikedepankan dalam setiap persoalan yang menyangkut agama Buddha. 

“Maka, kalau ada masalah apapun itu, yang diutamakan oleh penganut agama Buddha adalah klarifikasi terlebih dahulu. Bukan sebaliknya, sehingga seolah-olah Buddha itu agama yang reaktif dan pemarah,” katanya.

Seperti diketahui, pada 10 Juni 2022 lalu di akun Twitter-nya Roy Suryo menyinggung soal rencana kenaikan harga tiket naik ke stupa Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu untuk wisatawan domestik, dan US$100 (setara dengan Rp1,45 juta dengan kurs Rp1.450/dolar AS) untuk wisatawan mancanegara.

Bersama cuitannya itu, Roy menyertakan dua meme Stupa Candi Borobudur yang sudah diedit menjadi berwajah mirip Presiden Jokowi. 

Atas tindakannya itu, Roy telah meminta maaf dan menghapus meme tersebut. Ia juga menjelaskan kalau bukan dia yang membuat meme tersebut. 

Menurut Lieus, sebenarnya tidak ada yang salah dari Roy Suryo. 

“Sebagai bentuk kritik, apa yang dilakukan Roy Suryo di akun Twitternya itu sah-sah saja,” katanya. 

Sedang menyangkut patung Buddha yang diberi wajah mirip Jokowi, sebagai umat Buddha Lieus sama sekali merasa tidak tersinggung. Lieus malah merasa terhormat karenanya. 

“Agama Buddha bukan agama penyembah patung. Patung Buddha adalah sekedar sarana ibadah. Maka, dalam konteks Candi Borobudur, yang harus dan wajib dihormati adalah Candi Borobudur-nya sebagai tempat suci umat Buddha, bukan patungnya,” tegas dia.

Lieus juga mengingatkan kalau sebagai pihak yang dijadikan meme, Presiden Jokowi sendiri tidak marah. 

"Harus diingat, Presiden Jokowi itu adalah presiden semua umat beragama di Indonesia. Karena itu, sebagai umat Buddha saya malah bangga karena patung Buddha dipasangin wajah presiden,” ujar Lieus lagi. 

Pendiri Gemabudhi itu menangkap adabya upaya mempolitisasi soal sepele tersebut yang mungkin saja niatnya memang agar Indonesia terus terlihat gaduh. 

“Saya berharap persoalan seperti itu tak usahlah dibesar-besarkan. Lebih baik tabayyun, klarifikasi. Toh Mas Roy udah minta maaf. Jangan pula kita bebani polisi untuk ngurusin hal-hal gak penting seperti itu,” tukas Lieus. 

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut