Membangun Kontrol Sosial: FSPI Minta Konten Kreator Lebih Terbuka pada Kritik

Tim iNews
Hanya 24 Jam, Ferry Irwandi dan Kitabisa Kumpulkan Rp10,3 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera. Foto: Istimewa

“Ini bencana, bukan panggung drama. Publik butuh kejelasan, bukan narasi playing victim. Kalau kontennya dipersoalkan, hadapi dengan data, bukan dengan air mata,” tegasnya.

FSPI juga membantah anggapan bahwa permintaan klarifikasi adalah bentuk pemojokan atau intimidasi. Zuhelmi menyebut verifikasi adalah kewajiban yang sah demi menjaga akurasi informasi di ruang publik.

Ia mengingatkan, di tengah krisis, pembuat konten dituntut untuk lebih bertanggung jawab, bukan reaktif dan emosional. Konten spekulatif, tendensius, dan tidak berbasis data dinilai sangat berbahaya karena dapat memicu kepanikan dan bias persepsi.

“Jangan hanya mengejar viral lalu alergi terhadap kritik. Itu ciri influencer yang tidak siap dewasa,” lanjutnya.

FSPI menegaskan bahwa kebebasan berekspresi harus dibarengi dengan tanggung jawab moral. Zuhelmi pun meminta agar fokus utama publik dikembalikan kepada keselamatan dan pemulihan korban bencana.

“Berhentilah merasa paling tersakiti. Yang benar-benar terluka hari ini adalah para korban bencana,” pungkas Zuhelmi.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network