JAKARTA, iNews Depok.id - Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dinilai lebih kontributif dan totalitas terhadap perusahaan.
Penilaian disampaikan Hirai Shinji, President Director JETRO (Japan External Trade Organization) saat pameran akbar Manufacturing Indonesia 2025 di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Hirai Shinji tak asal bicara. Melalui survei, 75 persen perusahaan Jepang optimis dengan perkembangan investasinya di Indonesia.
”Perusahaan Jepang memiliki pandangan positif terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang dinilai lebih kontributif dan totalitas terhadap perusahaan," tegas Shinji.
Untuk itu Shinji mendukung target Indonesia mencapai kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB sebesar 28%.
Optimisnya tersebut terlihat dari kehadiran JETRO di Manufacturing Indonesia 2025 pada 3-6 Desember.
JETRO memperkenalkan Japan Pavilion yang tidak hanya membawa produk, tetapi juga solusi dan teknologi canggih dari Negeri Sakura.
Japan Pavilion hadir untuk memperluas jaringan bisnis dengan memberikan platform bagi 17 perusahaan Jepang, termasuk 15 perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia dalam memperluas jaringan penjualan mereka di pasar lokal.
Tak hanya itu, juga turut berkontribusi dalam peningkatan tingkat pengadaan lokal (local procurement) di Indonesia, serta memperkenalkan teknologi canggih Jepang untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas sektor manufaktur nasional.
Indonesia sendiri bertekad meningkatkan proporsi bahan baku lokal. Untuk mencapai hal ini, investasi modal, seperti adopsi teknologi maju dari Jepang dan impor mesin manufaktur, menjadi sangat krusial. JETRO hadir sebagai jembatan untuk memfasilitasi transfer teknologi tersebut.
Saat ini, daya tarik produk dan teknologi Jepang tidak lagi sebatas pada kualitas unggul semata. Keunggulan sejati perusahaan Jepang terletak pada komitmen mereka terhadap layanan purna jual dan pemeliharaan yang komprehensif.
“Perusahaan Jepang tidak hanya menjual produk, tetapi juga menyediakan layanan pemeliharaan pasca penjualan. Ini lah yang menjadi keunggulan. Satu perusahaan dapat menangani mulai dari desain, konstruksi, pemeliharaan, hingga konsultasi mengenai bahan produk,” jelas Shinji.
Fokus perusahaan Jepang adalah menjadi mitra solusi. Mereka melihat tantangan yang dihadapi perusahaan di Indonesia, seperti isu peningkatan biaya SDM.
Melalui PT. AQ Business Solution Indonesia, mereka menawarkan solusi industri 4.0 dengan memanfaatkan AI dan IoT untuk mengatasi masalah produksi, seperti pengurangan biaya, peningkatan efektivitas, dan kualitas.
Tak hanya itu, mereka juga menawarkan teknologi yang mendukung upaya perlindungan lingkungan, penghematan energi, dan netralitas karbon, area yang menjadi keahlian Jepang.
PT Daiki Axis Indonesia bahkan menyediakan sesi konsultasi gratis mengenai standar baru 2025 untuk pengolahan dan pembuangan limbah air.
Mereka menawarkan layanan one-stop yang mencakup manufaktur lokal, penjualan, dan pemeliharaan, mendukung produsen dalam upaya kepatuhan lingkungan mereka.
Salah satu demonstrasi menarik adalah kemampuan mereka mengubah air limbah (dari kamar mandi, dapur, dll.) dalam waktu 16 hingga 24 jam, menjadi air bersih yang aman untuk dibuang ke lingkungan.
Tahun ini, Japan Pavilion didesain dengan struktur yang lebih inklusif (Hall D2 Booth No. 9102-9123). Sejak 2024, pavilion ini tidak hanya diisi oleh JETRO, tetapi juga melibatkan Tokyo Metropolitan Small and Medium Enterprise Support Center (Tokyo-SME) dan Osaka Business Development Agency (OBDA).
Pendekatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Japan Pavilion merepresentasikan Jepang secara keseluruhan, memperkuat kehadiran Jepang, dan mendukung perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah dalam ekspansi bisnis mereka ke Indonesia.
Untuk memperkuat identitas dan dukungan Jepang, JETRO menawarkan inisiatif penggunaan logo JETRO-JAPAN di booth perusahaan peserta.
Inisiatif ini telah disambut baik oleh beberapa perusahaan besar, termasuk PT. YAMAZEN INDONESIA, PT. Asahi Diamond Indonesia, dan PT. SATO LABEL INDONESIA.
Inisiatif ini akan terus ditingkatkan jumlah partisipasinya tahun depan, sejalan dengan komitmen JETRO untuk terus mendukung perusahaan Jepang dan berkontribusi pada kemajuan sektor manufaktur Indonesia.
Keberhasilan Japan Pavilion dan kegiatan ini akan diukur dari indikator konkret, seperti jumlah diskusi bisnis yang terjalin, perjanjian kontrak yang dihasilkan, dan komentar positif dari perusahaan terkait efektivitas pameran ini dalam mendukung ekspansi bisnis mereka.
Pameran manufaktur terbesar di Asia Tenggara ini menampilkan berbagai teknologi industri terbaru dan menjadi ajang untuk memperkuat koneksi bisnis di sektor manufaktur.
Diperkirakan ada sekitar 37.520 orang dari berbagai negara seperti: Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, India, dan Vietnam, yang mengunjungi pameran.
Pameran ini pun diikuti oleh 1.371 perusahaan dari 35 negara diantaranya; Indonesia 36,50% (termasuk perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia), Tiongkok 33,58%, Taiwan 6,72%, Korea Selatan 6,28%, Singapura 4,53%, Jepang 2,77%, dan Jerman 2,48%.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
