JAKARTA, iNewsDepok.id-Dr. Hj. Ida Fauziyah, M. Si., Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia serukan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai kesetaraan gender dalam dunia kerja.
Hal itu disampaikannya dalam webinar yang digelar Nestle Indonesia untuk mendiskusikan kesetaraan gender di tempat kerja, agar perempuan bisa tumbuh dan menjadi pemimpin di lingkungannya.
“Dibutuhkan sinergitas, komitmen dan upaya konkret tidak hanya dari pemerintah, melainkan juga dari stakeholders terkait, seperti pekerja, serikat pekerja, serikat buruh, pengusaha, dunia akademik, maupun masyarakat secara luas untuk mewujudkan pemberdayaan pekerjaan perempuan yang berorientasi pada zero accident, zero harassment dan zero discrimination. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi PT Nestlé Indonesia yang telah berkomitmen untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan perempuan di Indonesia, melalui kesempatan yang sama di tempat kerja dan memberikan perlindungan kepada pekerja perempuan serta memfasilitasi kesejahteraan kepada pekerja perempuannya," kata Ida Fauziyah.
"Sejalan dengan tema International Women’s Day tahun ini #BreaktheBias, Nestlé berkomitmen meningkatkan jumlah karyawan perempuan, terutama di posisi manajemen senior, dan menerapkan kebijakan yang mendukung kesejahteraan karyawan," jelas Fahrul Irvanto, Direktur HR Nestlé Indonesia.
Turut menyambut acara ini, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. "Perempuan masih mengalami beban ganda, yaitu diskriminasi, subordinasi, marginalisasi hingga kekerasan yang menyebabkan semakin rentannya perempuan untuk memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Peningkatan kesetaraan gender menjadi salah satu dari lima arahan prioritas Presiden, Bapak Joko Widodo, kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hingga tahun 2024,” paparnya.
Selain kebijakan untuk mendukung karyawan yang menjadi orang tua, mereka juga meluncurkan “Kebijakan Nestlé Melawan Diskriminasi, Kekerasan, dan Pelecehan di Tempat Kerja”.
Melatih lebih dari 64% karyawan di seluruh dunia tentang bias implisit atau juga disebut sebagai unconscious bias, di mana lebih dari 74% diantaranya adalah mengenai pencegahan pelecehan seksual. Pelatihan ini juga melibatkan 90% dari semua manajer.
Untuk memperjuangkan kesetaraan upah dan menghilangkan kondisi yang menciptakan kesenjangan upah gender, mereka juga telah mulai melakukan annual global equal pay review (tinjauan kesetaraan upah tahunan secara global).
"Kebijakan-kebijakan ini dilaksanakan untuk menghindari terbentuknya bias maupun terjadinya kesenjangan upah gender, selaras dengan tema #BreaktheBias dari International Women’s Day tahun ini, meskipun buat kami, every day is a women’s day,” tutup Fahrul.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait