JAKARTA, iNews.id - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) akhirnya dapat berdemonstrasi di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, setelah melakukan negosiasi yang alot dengan polisi.
Namun, polisi memblokade jalan itu mulai dari bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) yang hanya berjarak beberapa meter dari Patung Kuda, sehingga mahasiswa tidak dapat bergerak menuju Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara seperti yang direncanakan.
Di bawah sinar matahari siang yang membakar, satu demi satu perwakilan mahasiswa naik ke mobil komando untuk berorasi. Salah seorang di antaranya mengatakan bahwa mereka semua hadir dalam aksi ini tidak membawa kepentingan siapa-siapa.
"Kita di sini untuk mewakili kepentingan rakyat dan menyuarakan kebenaran tentang apa yang terjadi saat ini, yang kita semua juga merasakannya!" kata dia.
Mahasiswa itu pun mengatakan kalau saat ini Indonesia tidak sedang baik-baik saja.
"Dulu, saat berkampanye untuk menduduki kursi presiden, dia (Jokowi, red) berjanji akan menyejahterakan rakyat, dia berjanji akan membuat Indonesia maju, tetapi nyatanya banyak regulasi yang dia buat yang tidak sesuai, bahkan menyusahkan rakyat," katanya.
Mahasiswa itu pun mengajak rekan-rekan nya untuk tidak berhentibmenyuarakan kebenaran, karena kata dia, kalau bukan mereka yang bersuara, siapa lagi?
"Merdeka!" pekiknya di akhir orasi dan disambut dengan pekikan yang sama oleh rekan-rekannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aliansi BEM-SI berencana menggelar unjuk rasa di Istana Negara, Jakarta, untuk menyuarakan tiga isu yang diusung, namun mereka terkendala karena polisi tak mengizinkan mereka mendekati gedung tempat Presiden Jokowi berkantor itu.
Bahkan, pada awal-awal kedatangannya, mahasiswa juga tidak diizinkan menggelar unjuk rasa di Patung Kuda, dan digiring ke depan Monas
Dalam unjuk rasa kali ini, BEM-SI mengusung tiga isu, yakni:
1. Isu ketahanan pangan dan bahan pokok
2. Isu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang BEM-SI inginkan agar dievaluasi
3. Penundaan Pemilu 2024 yang ditolak BEM-SI karena dinilai dapat mencederai kaderisasi pemuda
"Jika Pemilu ditunda, pemuda yang seharusnya bisa menggantikan kaum-kaum tua yang saat ini telah selesai masa jabatannya, menjadi tertunda. Padahal pemuda telah siap menggantikan mereka," tegas Luthfi, salah seorang perwakilan Aliansi BEM-SI.
Sedikitnya 10 elemen mahasiswa yang terlibat dalam aksi di siang bolong itu. Luthfi mengatakan, elemen-elemen itu bukan hanya dari Jabodetabek, tetapi juga dari Padang, Riau dan Mataram.
Luthfi memastikan kalau aksi ini bukan yang terakhir.
"Kami akan terus bergerak sampai goal kami tercapai," tegasnya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait