Dari Reruntuhan Bangkit Kembali: Kisah Perjalanan Aice Group 7 Tahun Pulihkan Pendidikan di Lombok

Novi
Dari Reruntuhan Bangkit Kembali: Kisah Perjalanan Aice Group 7 Tahun Pulihkan Pendidikan di Lombok Tujuh tahun mendampingi Lombok, jejak nyata Aice dalam memajukan pendidikan Pesantren. Foto: Ist

Gempa berkekuatan 7,0 SR pada Juli 2018 memang meninggalkan duka mendalam. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 85% infrastruktur pendidikan di Lombok Utara rusak berat, termasuk Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam. Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan di tenda darurat selama lebih dari setahun.

Salah satu wujud kepedulian Aice terhadap masyarakat tercermin melalui program CSR, termasuk saat gempa melanda Lombok pada tahun 2018. Sebagai upaya mendukung pemulihan, Aice menghadirkan program CSR #EstafetkanSemangatAsianGamesBangunKembaliLombok, yang bertujuan memberikan dukungan bagi anak-anak terdampak gempa agar dapat kembali belajar dan meraih masa depan yang lebih baik.

Kontribusi Aice untuk Lombok: Dari Pemulihan Pasca-Gempa hingga Peningkatan Fasilitas Pendidikan

Sumbangan Aice ke Pondok Pesantren Babussalam, bukanlah yang pertama ke Lombok pada pasca bencana. Setelah 2018, Aice konsisten dan aktif mendukung pemulihan daerah ini melalui berbagai bentuk bantuan, mulai pembangunan fasilitas infrastruktur hingga perbaikan distribusi logistik bagi masyarakat terdampak.


Lebih dari 500 santri gembira menyambut bantuan terbaru Aice, yaitu ruang kelas serbaguna yang diresmikan pada 11 Maret 2025 bersamaan dengan acara buka puasa bersama. Foto: Ist

 

Di Ponpes Babussalam, beberapa dukungan yang diberikan Aice dijalankan sejak 2018 hingga tahun ini meliputi aspek:

- Pembangunan kembali ruang kelas darurat pasca gempa, sebagai upaya memastikan anak-anak tetap dapat belajar dalam kondisi yang layak (2018).

- Program 'Senyum Lombok, Senyum Indonesia' Trauma healing untuk berbagi semangat positif dan pendampingan bagi anak anak pasca bencana alam (2019).

- Penyediaan fasilitas pendidikan seperti tas sekolah, alat tulis, dan sembako bagi santri (2022).

- Pembangunan lapangan serbaguna untuk mendukung kegiatan olahraga dan gaya hidup sehat di pesantren (2023).

- Pembangunan Ruang Kelas Serbaguna untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler (2025).

Ruang Kelas Serbaguna: Jawaban atas Keterbatasan yang Bertahun-tahun

Ruang kelas baru yang dibangun oleh Aice di Ponpes Babussalam hadir sebagai solusi atas masalah krusial yang telah lama mengganggu proses pembelajaran di sana: kepadatan ruang kelas. Pada tahun 2018, sekolah ini hanya memiliki sekitar 150 siswa, namun kini jumlah tersebut melonjak lebih dari 500 santri. 

Peningkatan jumlah siswa yang pesat ini menghadirkan tantangan besar, terutama terkait keterbatasan ruang kelas yang tersedia. Akibatnya, banyak santri terpaksa belajar di ruang terbuka seperti gazebo atau berugak, yang tidak memadai untuk mendukung proses pembelajaran secara optimal. 

Bahkan, ketika hujan turun, area tersebut menjadi basah, memaksa mereka menghentikan pelajaran dan menghambat kenyamanan serta kelancaran belajar.

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update