Marak Kualitas Pertamax Bermasalah, Legislator DPR: Pertamina Harus Tanggung Jawab!

Tama
Ilustrasi SPBU Pertamina. (Foto: iNews/Tama)

JAKARTA, iNews Depok.id - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta pertanggungjawaban Pertamina atas kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan. Jika Pertamina tidak bisa memberikan kualitas yang baik, Mufti pun meminta Pemerintah melakukan evaluasi.

"Kalau Pertamina ini sudah tidak bisa menghadirkan BBM yang murah dan berkualitas, bubarkan saja. Buat apa kita bicara soal kedaulatan energi tapi rakyat dijerat dengan harga BBM mahal dan diberikan BBM yang tidak berkualitas," kata Mufti, Senin (9/12/2024).

Seperti diketahui, belakangan ramai dibicarakan mesin kendaraan yang rusak setelah menggunakan Pertamax. PT Pertamina (Persero) sendiri telah menguji sampel Pertamax yang dikeluhkan tersebut dan memastikan Pertamax telah memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan.

Meski begitu, masih banyak masyarakat yang mempertanyakan kualitas dari Pertamax menyusul penemuan sejumlah mesin kendaraan yang rusak setelah menggunakan Pertamax. Apalagi isu tentang kualitas BBM Pertamina ini bukan hanya sekali mencuat.

Sejak tahun 2023 kualitas BBM Pertamina selalu dipertanyakan karena seharusnya sudah memiliki standar sulfur yang tidak membuat polusi. Untuk itu, Mufti meminta Pertamina memberikan jaminan bahwa produk yang mereka gunakan aman dan sesuai standar.

“Pertamina harus membuktikan komitmennya terhadap kualitas dan tanggung jawab sebagai penyedia energi nasional,” tegasnya.

Mufti meminta pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan Pertamina terkait perbaikan kualitas BBM. Jangan sampai pemerintah lengah terhadap kepastian dari kualitas BBM Tanah Air dan merugikan masyarakat.

"Pemerintah harus memastikan dengan benar jika kualitas BBM sudah baik. Sampaikan hasil investigasi secara transparan, kalau perlu saat melakukan uji coba ada buktinya supaya rakyat tidak merasa ditipu," ungkap Mufti.

Menurut Mufti, kasus kerusakan mesin kendaraan diduga akibat penggunaan Pertamax juga menimpa warga di Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan salah satu wilayah di daerah pemilihan (Dapil) nya.

"Tidak semua orang bisa mudah beli mobil. Di dapil saya, mereka harus kredit bertahun-tahun, sehingga ketika dia punya mobil mereka memikirkan bagaimana ini bisa dapat BBM yang sehat dan baik untuk mobilnya," paparnya.

Mufti mengungkap, masyarakat di dapilnya harus rela membeli BBM jauh di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) BP yang merupakan penjual BBM selain Pertamina. BP merupakan perusahaan migas multinasional asal Inggris yang menjual bensin dengan harga lebih murah dan kualitas lebih baik.

"Mereka jauh beli BBM ke Surabaya dan ke Malang untuk bisa beli di BP. Karena ternyata jauh lebih hemat walaupun kadang harganya juga tidak terlalu beda jauh tapi ternyata juga secara kualitas dan performa jauh lebih baik," jelas Mufti.

Hal ini juga sempat disampaikan langsung Mufti saat Komisi VI rapat bersama Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius sebelum masa reses, pekan lalu. Mufti meminta Pertamina bisa menjawab keluhan masyarakat.

"Kami minta tindak lanjut, jangan didiamkan kegelisahan masyarakat yang ramai juga disampaikan di media sosial itu," sebutnya.

Selain melakukan investigasi, Pertamina pun dituntut untuk melakukan berbagai perbaikan kualitas produk dan layanan. Apalagi, kata Mufti, ada banyak kasus yang kerap terjadi di sisi distribusi.

“Termasuk kecurangan-kecurangan yang dilakukan SPBU kepada konsumen, ini kan sudah jadi rahasia umum. Kita menuntut komitmen Pertamina untuk memperbaikinya, bagaimana pengawasan yang efektif dengan mitra-mitra Pertamina yang mengoperasionalkan SPBU,” urai Mufti.

Mufti juga meminta Pertamina untuk memperketat kontrol kualitas BBM. Kemudian, menurut Mufti, adalah dengan menjamin kualitas BBM melalui pengawasan ketat pada seluruh rantai distribusi.

“Pastikan setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mematuhi standar operasional yang ditetapkan,” tukasnya.

Pertamina juga diingatkan agar memberikan kompensasi kepada konsumen yang dirugikan apabila terbukti Pertamax merusak mesin. Langkah ini akan menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen.

Di sisi lain, Mufti membandingkan harga BBM Pertamina dengan Petronas Malaysia yang disebutnya lebih murah hingga 50 persen. Agar tak kalah saing, ia kembali menekankan agar Pertamina memperbaiki kualitas.

“Harapan kami Pertamina bisa menghadirkan BBM yang murah dan berkualitas. Kalau tidak bisa memberikan komitmen itu, kasih saja ke Petronas agar bisa menghadirkan BBM yang murah untuk masyarakat kita,” tutupnya.

Editor : Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network