SUKOHARJO, iNews.id - Tagar #PrayForDokterSunardi nangkring di trending Twitter Indonesia sejak Kamis (10/3/2022) malam hingga Jumat (11/3/2022) dini hari WIB, menyusul tewasnya dokter itu karena ditembak mati Densus 88 karena diduga terlibat tindak pidana terorisme.
Ini merupakan kali pertama sejak Densus 88 berdiri pada Agustus 2004, orang yang tewas di tangan satuan anti teror milik Kepolisian Republik Indonesia itu mendapat simpati yang luar biasa dari masyarakat, sehingga kematiannya manjadi trending di media sosial.
Hingga Jumat pukul 05:56 WIB, #PrayForDokterSunardi telah dicuitkan dengan cepat oleh netizen hingga 11.600 kali.
Foto: tangkapan layar
Dari cuitan-cuitan mereka yang melambungkan tagar itu, terlihat ada empat hal yang dapat dicatat:
1. Dokter Sunardi adalah dokter yang baik hati, memiliki jiwa sosial dan kemanusiaan yang tinggi, dan concern pada bidang pekerjaannya, sehingga banyak yang kagum dan respek kepadanya. Dia bahkan mendirikan Hilal Ahyar (HASI) untuk membantu sesama.
2. Dokter Sunardi masih terduga teroris, tetapi ditembak mati
3. Dokter Sunardi sudah lama menderita stroke, sehingga menggunakan tongkat jika beraktifitas
4. Tak percaya kalau Dokter Sunardi terlibat terorisme
"Dan ketika mendengar beliau ditembak mati karena melawan, rasanya tidak mungkin. Karena saya ketemu terakhir Beliau hari Sabtu kemarin saat Beliau takziyah ke keluarga kami - setelah perjumpaan terakhir tahun 2009 - Beliau berjalan masih memakai tongkat, tertatih-tatih. Sepertinya tidak mungkin bisa melawan," kata Wadda Umar, salah seorang teman Dr Sunardi, seperti dicuplik dari pernyaannya di Facebook.
"Bagaimana bisa dokter yang baik ini bisa meninggal saat penangkapan. Beberapa kali saya memeriksakan santri dan masyarakat yang tidak mampu di klinik Beliau, Hilal Ahmar, Semanggi, selalu diperiksa dengan baik, santun dan GRATIS," kata Mas'ud Izzul M yang sepertinya kenal baik dengan Dokter Sunardi, seperti dicuplik dari akun Facebook-nya.
"Fakta... almarhum Sunardi sudah menderita stroke lama, butuh tongkat untuk akfifitas. Layakkah Beliau dibunuh seperti itu? Kami mengutuk kalian yang memang telah sengaja membunuh seorang pejuang kemanusiaan yang baik," kata @DokterVall.
Dr Eva Sri Diana Chaniago pun marah sekali atas penembakan yang membuat Dr Sunardi tewas di tangan Densus 88.
"Dokter pejuang, menghargai kehidupan, kami anti perang, kami anti permusuhan. Demi raga yang lain kami siap berkorban jiwa raga, karena kami dididik membantu sesama. Ya Allah, ya Rabb, Segerakanlah usai semua, bukakan siapa yang hina, Engkau Maha Berkuasa. Kabul ya Allah. #PrayForDokterSunardi," katanya.melalui @__Sridiana_3va.
"Kalau beneran terduga, akan ditangkap lalu diinterogasi, diusut sampai akarnya... Kalau langsung ditembak artinya sengaja biar gak bersuara. Pertanyaannya, dokter itu tau apa sampai dibungkam begitu?" tanya @umikanid.
"Padahal almarhum statusnya masih terduga, kenapa sampai begini ya? Pak Kapolri harus menjelaskan kasus ini ke publik secara transparan," kata @Hasbil_Lbs.
"Terduga teroris ditembak mati, terdakwa korupsi disimpan rapi. Indahnya negeriku. #PrayForDokterSunardi," sindir @notedboss.
Suasana pemakaman Dr Sunardi di TPU Muslim Sukoharjo. Sumber: Twitter
Seperti diberitakan sebelumnya, Dokter Sunardi ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (9/3/2022) sekitar pukul 21:00 WIB karena menurut polisi, dia melawan Densus 88 saat akan ditangkap, sehingga dianggap berpotensi membahayakan orang lai.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Kamis (10/3/2022), mengatakan, saat akan ditangkap, Sunardi sedang berkendara dengan mobil double kabin, dan diberhentikan petugas, tetapi Sunardi melawan dengan mengarahkan mobilnya ke anggota Densus 88, seolah akan menabraknya.
"Saudara SU melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif yaitu dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang menghentikan tersangka," jelas Ramadhan.
Tak hanya itu, kata Ramadhan, Sumardi juga menabrak kendaraan yang melintas di sekitar lokasi, sehingga karena alasan itulah, petugas Densus memutuskan memberikan tembakan tegas dan terukur.
"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka," katanya.
Ramadhan menjelaskan kalau Sunardi menjadi target Densus karena merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI), bahkan sempat berperan penting dalam kelompok teroris tersebut.
"Keterlibatan SU adalah selaku anggota organisasi teroris JI," katanya.
Selain itu, berdasarkan pemetaan dan pendalaman Densus 88 Antiteror, kata Ramadhan, Sunardi juga sempat menduduki posisi penting dalam jaringan JI, seperti penasehat amir atau pemimpin di JI.
"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat, jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI," katanya. .
Dokter kelahiran Sukoharjo pada Mei tahun 1968 itu selama ini membuka praktik di rumahnya yang beralamat di Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo Kota. Dia juga aktif di The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, organisasi yang aktif melakukan advokasi kasus-kasus terkait penangkapan terduga teroris.
Dokter baik yang malang tersebut pada Kamis (10/3/2022) malam telah dimakamkan di Pemakaman Muslim Polokarto Sukoharjo.
Editor : Rohman
Artikel Terkait