November, Bulan Peduli Kanker Lambung: Begini Panduan Nutrisi Mencegahnya

Novi
Ki-ka: dr. Anna Mira Lubis, SpPD, KHOM., dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR (K), Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K), dan dr. Pratiwi Astar (Humas YKI). Foto: Novi

Dr. Nurul menjelaskan bahwa bahan makanan yang dapat mencegah kanker adalah jenis likopen, termasuk golongan antioksidan kuat yakni buah atau sayuran berwarna merah, oranye, dan kuning; sedangkan jenis karoten mengandung antioksida, pro-vitamin A utama dan terkandung di buah-buahan berwarna oranye, kuning, dan sayuran hijau.

Selain itu, makanan yang mengandung Vitamin C dapat menangkal radikal bebas dan merupakan antioksidan alami dan tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, seperti jambu biji merah, brokoli, pepaya, kiwi, dan kembang kol.

Vitamin D juga memiliki sifat anti kanker, dimana penyandang kanker dengan kadar Vitamin D tinggi di darahnya, memiliki kesintasan tinggi. Sumber Vitamin D diantaranya adalah sinar matahari, susu, keju, mentega, dan ikan laut.

Pemrosesan lauk pauk juga dapat memengaruhi sehat tidaknya makanan. Dr. Nurul menyarankan untuk mengurangi makanan berminyak atau tinggi lemak dengan cara tidak menggoreng makanan, digantikan dengan cara memanggang, merebus matang, menumis dengan minyak yang sangat sedikit, mengukus, menggunakan bumbu dan rempah-rempah.

Asupan gula, garam, dan lemak yang terkandung di dalam makanan juga merupakan faktor risiko penyakit tidak menular. Dr. Nurul menyarankan asupan gula maksimal 4 sendok makan sehari, garam maksimal 1 sendok teh sehari, lemak maksimal 5 sendok teh sehari. 

Faktor risiko yang dapat dicegah dari makanan adalah menghindari makanan yang diproses atau diawetkan, zat tambahan makanan (pemanis, perasa, pewarna, penyedap), protein budi daya, dan tembakau.

Dr. Nurul menekankan pentingnya pola makan sehat dan olahraga. “Perbanyak konsumsi serat, serta makanan rendah lemak, konsumsi ikan dan unggas, serta batasi daging merah dan hindari daging olahan sebagai manfaat pencegahan terhadap kanker payudara dan saluran cerna (usus besar). Hindari makanan yang diawetkan atau dibakar, diasinkan, dan diasap untuk mencegah kanker saluran cerna, kanker kepala dan leher. Menghindari alkohol akan bermanfaat terhadap Kesehatan kanker saluran cerna dan hati. Dan jangan lupa olahraga 5 kali per minggu masing-masing berdurasi 30 menit untuk menghindari kanker payudara, prostat, ginjal, dan saluran cerna,” jelas dr. Nurul.

Perihal daging merah dan guna mencegah kanker, Dr. Nurul merekomendasikan untuk mengonsumsi daging merah tidak lebih dari 3 porsi atau 350-500 gram (berat matang) per minggu, dan hindari daging olahan.


Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K) dalam diskusi “Makanan Sehat Sebagai Benteng Pencegahan Kanker Lambung”. Foto: Novi

 

Dalam paparan Dr. Nurul, disebutkan hasil penelitian Beijing Hospital menemukan bahwa konsumsi ikan rendah lemak berhubungan terbalik dengan risiko kanker.

Konsumsi protein kedelai yang dapat diperoleh di tempe, tahu, susu bermanfaat untuk menurunkan risiko kanker paru dan kanker prostat.

“Satu gram tempe mengandung 3.5 isoflavones. 10 mg/hari soy isoflavones menurunkan risiko paru-paru 6%; dan 25 mg/hari asupan soy dapat menurunkan risiko kanker prostat sebanyak 6% dan kanker usus sebanyak 8 %,” jelas Dr. Nurul

Adapun bahan makanan yang mengandung karsinogen atau zat pemicu kanker dapat ditemukan pada makanan yang mengandung merkuri, hormon untuk ternak, phthalate, pestisida, pewarna tekstil, aflatoksin (dapat berkembang biak pada kondisi lembab), bahan makanan tinggi garam, dan alkohol.

Dr. Nurul mengingatkan untuk membatasi asupan gula tambahan atau added sugar dari makanan dan minuman, sedangkan asupan gula alami dari bahan makanan masih diperbolehkan.

Untuk menjaga kesehatan guna mencegah terkena kanker, “Jaga berat badan ideal, batasi asupan alkohol, daging merah, makanan diproses, makanan instan, dan lemak jenuh; perbanyak makanan tinggi serat dari sayur, buah, dan serealia, tingkatkan olahraga 3-5 kali per minggu; dan lakukan skrining kesehatan, kontrol pasca terapi, dan waspada jika ada gejala penurunan selera makan serta penurunan berat badan drastis,” tutup Dr. Nurul.

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network