Janji Wali Kota Depok Usungan PKS 1 Kecamatan 1 Madrasah, Qonita: Nyatanya?

Rivalino
APK pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Muhammad Idris dan Imam Budi Hartono pada Pilkada 2020. (Foto: iNews Depok/ist)

DEPOK, iNews Depok. id - Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PPP, Qonita Lutfiyah, kembali mengungkapkan keprihatinannya atas kurangnya jumlah madrasah di Kota Depok. Menurutnya, minimnya fasilitas pendidikan agama ini bertolak belakang dengan janji politik yang sempat digaungkan oleh wali kota usungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yaitu satu kecamatan satu madrasah.

"Ini perlu menjadi perhatian serius. Katanya satu kecamatan satu madrasah, nyatanya? Nah, ini fakta yang harus kita sikapi dengan langkah nyata,” kata Qonita, Sabtu (02/11/2024).

Qonita menegaskan, pendidikan adalah kebutuhan dasar masyarakat yang tidak boleh terabaikan. Menurutnya, alasan kewenangan Kementerian Agama (Kemenag) tidak boleh dijadikan penghambat. 

“Memang benar (madrasah) ini ranah Kemenag, tapi yang menikmati manfaatnya adalah warga Depok. Pemerintah kota harus berani bersinergi dengan Kemenag untuk mencari solusi,” ujarnya.

Dalam pandangannya, alasan keterbatasan lahan untuk pembangunan madrasah juga tidak dapat diterima. 

“Jika hanya mencari alasan, masalah ini tidak akan pernah selesai. Daerah lain bisa, kenapa Depok tidak bisa?” tegas Qonita, menantang komitmen pemerintah kota untuk lebih kreatif dalam mencari solusi.

Menurut Qonita, sinergi lintas instansi menjadi kunci utama agar cita-cita satu kecamatan satu madrasah bisa terealisasi. Ia meminta pemerintah kota untuk tidak terpaku pada aturan formal yang malah menghambat pemenuhan kebutuhan warga.

“Pemerintah kota harus lebih fleksibel dalam menangani isu pendidikan. Ini bukan soal aturan, tapi tentang keberpihakan pada masyarakat,” ucapnya penuh semangat.

Ia melanjutkan, pembangunan madrasah bukan sekadar fasilitas, melainkan investasi jangka panjang bagi generasi penerus Depok. “Ini untuk anak cucu kita. Apakah tidak ada satu pun yang mau menjual lahannya untuk pendidikan? Ini yang perlu kita tanyakan,” ungkap Qonita, mengajak semua pihak untuk berpikir lebih jauh ke depan.

Selain itu, Qonita juga menegaskan pentingnya pemerintah kota berhenti mencari pembenaran yang hanya menyalahkan pihak lain. Menurutnya, perdebatan tidak akan membawa kemajuan jika tidak dibarengi dengan tindakan konkret.

“Kita tak bisa terus-terusan menyalahkan satu sama lain atau bersembunyi di balik regulasi. Yang dibutuhkan adalah komitmen dan keberanian untuk membuat perubahan,” paparnya.

Qonita menyatakan harapannya pada calon wali kota Depok, Supian Suri, yang menurutnya memiliki visi jelas terkait pendidikan agama di Depok. “Jika Supian Suri dan wakilnya, Chandra Rahmansyah, terpilih, saya optimistis visi pendidikan agama ini akan terealisasi dengan baik,” katanya.

Ia percaya bahwa Supian-Chandra akan mampu membawa perubahan signifikan, termasuk mewujudkan janji satu kecamatan satu madrasah yang selama ini dinanti masyarakat. Qonita melihat pasangan calon tersebut memiliki semangat dan kepedulian yang kuat terhadap isu pendidikan di Depok.

“Harapan kita, mereka mampu menepati janji-janji yang pernah disampaikan, bukan sekadar retorika. Masyarakat sudah menunggu terlalu lama, saatnya janji ini diwujudkan,” pungkas Qonita, mengakhiri pernyataannya dengan penuh optimisme.

 

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network