"Ring the Bell for Gender Equality” Serukan Investasi untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Novi
Acara tahunan Ring the Bell for Gender Equality (RTBFGE) 2024 dengan tema “Invest in Women: Accelerate Progress” Kamis, 14 Maret 2024 di Gedung Bursa Efek Indonesia. Foto: Ist

“Kita tidak boleh mengabaikan potensi besar dari pemberdayaan perempuan yang membentuk setengah dari populasi dunia. Menutup kesenjangan ketenagakerjaan gender bukan hanya kunci untuk mengubah ekonomi global, tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mendorong pembangunan berkelanjutan,” ungkap Euan Marshal, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste. 

“IFC berkomitmen untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan dan mempercepat laju kemajuan, bekerja sama dengan mitra-mitra kami dari bursa saham, regulator, dan mitra pembangunan lainnya di Indonesia,” tambah Euan.

Josephine Satyono, Direktur Eksekutif IGCN mengatakan, “Kami juga menyerukan perubahan transformatif dengan memahami bahwa berinvestasi pada perempuan bukan hanya keharusan moral namun juga upaya strategis untuk pertumbuhan ekonomi. Mari bersama, sebagai kekuatan kolektif, mengikrarkan komitmen kita terhadap tujuan ini. Dengan berinvestasi pada perempuan, kita mempercepat kemajuan, membuka jalan menuju dunia yang lebih sejahtera dan setara.”

“Tema tahun ini merupakan pengingat bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan mendukung perempuan untuk mencapai peran kepemimpinan,” dukung Wita Krisanti, Direktur Eksekutif IBCWE. Ia juga mengatakan bahwa lebih banyak perempuan yang menduduki posisi kepemimpinan dalam bisnis, dapat memberikan dampak yang lebih kuat pada masyarakat, juga membantu mematahkan stereotip dan menciptakan role model bagi generasi mendatang.

Ring the Bell for Gender Equality juga berfungsi sebagai platform untuk menyoroti implementasi Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), yang diinisiasi oleh UN Women dan Global Compact. WEPs, sebuah pedoman bagi sektor swasta untuk mengintegrasikan kesetaraan gender ke dalam praktik dan budaya bisnis kini telah ditandatangani oleh 182 perusahaan di Indonesia. Komunitas penandatangan WEPs di Indonesia berkembang sepuluh kali lipat, dari hanya 14 perusahaan pada tahun 2019. Hal ini menandakan komitmen dunia usaha yang semakin bertambah dalam mendorong kesetaraan gender di tempat kerja, marketplace, dan komunitas.


Ki-ka: Euan Marshal (Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste), Alexandra Askandar (Vice President Director Bank Mandiri), Cinta Laura Kiehl, dan Miftahuddin Amin (Executive Vice President PT Paragon Technology dan Innovation). Foto: Novi

 

Acara ini juga menampilkan diskusi panel bersama Alexandra Askandar, Vice President Director PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Miftahuddin Amin, Executive Vice President dan Chief Administration Officer PT Paragon Technology dan Innovation, dan Cinta Laura Kiehl, serta Insight Session dengan Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group dan Chairperson APINDO untuk mendiskusikan bagaimana meningkatkan pemberdayaan perempuan dapat memungkinkan kita untuk mencapai masa depan yang setara bagi semua.

"Tahun 2023 menjadi tahun yang baik bagi Bank Mandiri. Beberapa indikator ekonomi mencapai hasil yang tinggi, mulai dari aset hingga pertumbuhan kredit. Banyak program di perusahaan kami untuk mendukung peran perempuan. Dukung perempuan untuk bisa mencapai kariernya pada top level. Perbandingan karyawan juga hampir seimbang dimana 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan. Kami juga ada sharing session untuk memberikan positif affirmation pada karyawan perempuan, baik dari CEO kami maupun yang lain. Program lainnya, seperti fasilitas laktasi, daycare, psychological counselling, dan lain sebagainya," ungkap Alexandra Askandar, Vice President Director PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dalam kesempatan ini, Miftahuddin Amin, Executive Vice President dan Chief Administration Officer PT Paragon Technology dan Innovation-yang dikenal lewat produk Wardah, juga sangat mendukung tentang kesetaraan gender dalam dunia usaha. "BOD kami, antara perempuan dan laki-laki hampir seimbang dimana 41,2 persen perempuan dan 58,8 persen laki-laki. Namun untuk kepala divisi, perempuan lebih banyak. Sejak 2010 hingga saat ini pertumbuhan perusahaan kami sudah 39 kali-nya. Itulah bagaimana besarnya woman leadership impact," tandas Miftahuddin Amin.

Berbicara mengenai kesetaraan gender, sebagai Entertainer, Entrepreneur, dan Social Activist, Cinta Laura Kiehl berpendapat bahwa selama ini ada salah persepsi tentang pengertian feminisme. "Ada yang beranggapan bahwa feminisme itu perempuan berada di atas laki-laki. Itu salah. Kesetaraan gender adalah dimana perempuan dan laki-laki itu setara, memiliki kesempatan yang sama, misal dalam pendidikan ataupun di dunia kerja," pungkasnya.

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network