JAKARTA, iNewsDepok.id - Untuk kelima kalinya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), International Finance Corporation (IFC), Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan Indonesia Business Coalition for Women’s Empowerment (IBCWE), menyelenggarakan pembunyian bel untuk kesetaraan gender demi meningkatkan perhatian tentang peran sektor swasta dalam mendorong pencapaian kesetaraan gender.
Tahun ini, 121 Bursa Efek di seluruh dunia ikut merayakan 10 tahun “Ring the Bell for Gender Equality” untuk memeringati Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret.
Acara “Ring the Bell for Gender Equality” yang digelar di memberikan refleksi tentang tema Hari Perempuan Internasional 2024 dari UN Women “Berinvestasi pada Perempuan: Mempercepat Kemajuan” yang menyorot pentingnya kesetaraan gender sebagai cara terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan setara.
Berinvestasi pada perempuan menjadi sangat penting seiring dengan situasi global, seperti krisis, konflik, dan perubahan iklim yang memberikan dampak tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan.
Harus diketahui, 1 dari setiap 10 perempuan di dunia, hidup dalam kemiskinan ekstrem dan hanya 61 persen perempuan yang berada dalam angkatan kerja.
Di Indonesia sendiri, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan baru mencapai 54,4 persen, jauh di bawah partisipasi laki-laki.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin (gender), TPAK masih didominasi laki-laki dengan partisipasi sebesar 83,18 persen.
Kondisi ini tentu belum sejalan dengan kesetaraan gender yang gencar disosialisasikan dalam dunia kerja. Padahal, pemberdayaan perempuan sangat penting bagi perekonomian sebuah negara.
“Sesuai dengan tema “Berinvestasi pada Perempuan: Mempercepat Kemajuan”, kami juga berharap perusahaan-perusahaan di industri pasar modal Indonesia dapat lebih memberikan dukungan terhadap upaya pemberdayaan perempuan di angkatan kerja. Kami berharap dukungan ini tidak hanya pada Hari Perempuan Internasional saja, namun juga tercermin dalam aksi nyata sehari-hari untuk memperkuat posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah bisnis dan ekonomi berkelanjutan,” tutur Risa E. Rustam, Direktur BEI dalam sambutannya di acara tahunan Ring the Bell for Gender Equality (RTBFGE) 2024 dengan tema “Invest in Women: Accelerate Progress” pada Kamis, 14 Maret 2024 di Main Hall BEI Lantai GF, Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.
Dwi Faiz, Head of Programmes UN Women Indonesia mengatakan, “Acara pembunyian bel hari ini menandakan komitmen penuh perusahaan, investor, dan bursa saham untuk mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Fakta bahwa acara “Ring the Bell for Gender Equality” telah dilaksanakan secara berturut-turut sejak tahun 2020 di Hari Perempuan Internasional, menunjukkan signifikansi dari acara ini. Acara ini menjadi bukti bahwa mewujudkan pemberdayaan ekonomi perempuan bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga investasi ekonomi yang cerdas.”
“Kita tidak boleh mengabaikan potensi besar dari pemberdayaan perempuan yang membentuk setengah dari populasi dunia. Menutup kesenjangan ketenagakerjaan gender bukan hanya kunci untuk mengubah ekonomi global, tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mendorong pembangunan berkelanjutan,” ungkap Euan Marshal, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste.
“IFC berkomitmen untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan dan mempercepat laju kemajuan, bekerja sama dengan mitra-mitra kami dari bursa saham, regulator, dan mitra pembangunan lainnya di Indonesia,” tambah Euan.
Josephine Satyono, Direktur Eksekutif IGCN mengatakan, “Kami juga menyerukan perubahan transformatif dengan memahami bahwa berinvestasi pada perempuan bukan hanya keharusan moral namun juga upaya strategis untuk pertumbuhan ekonomi. Mari bersama, sebagai kekuatan kolektif, mengikrarkan komitmen kita terhadap tujuan ini. Dengan berinvestasi pada perempuan, kita mempercepat kemajuan, membuka jalan menuju dunia yang lebih sejahtera dan setara.”
“Tema tahun ini merupakan pengingat bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan mendukung perempuan untuk mencapai peran kepemimpinan,” dukung Wita Krisanti, Direktur Eksekutif IBCWE. Ia juga mengatakan bahwa lebih banyak perempuan yang menduduki posisi kepemimpinan dalam bisnis, dapat memberikan dampak yang lebih kuat pada masyarakat, juga membantu mematahkan stereotip dan menciptakan role model bagi generasi mendatang.
Ring the Bell for Gender Equality juga berfungsi sebagai platform untuk menyoroti implementasi Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), yang diinisiasi oleh UN Women dan Global Compact. WEPs, sebuah pedoman bagi sektor swasta untuk mengintegrasikan kesetaraan gender ke dalam praktik dan budaya bisnis kini telah ditandatangani oleh 182 perusahaan di Indonesia. Komunitas penandatangan WEPs di Indonesia berkembang sepuluh kali lipat, dari hanya 14 perusahaan pada tahun 2019. Hal ini menandakan komitmen dunia usaha yang semakin bertambah dalam mendorong kesetaraan gender di tempat kerja, marketplace, dan komunitas.
Ki-ka: Euan Marshal (Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste), Alexandra Askandar (Vice President Director Bank Mandiri), Cinta Laura Kiehl, dan Miftahuddin Amin (Executive Vice President PT Paragon Technology dan Innovation). Foto: Novi
Acara ini juga menampilkan diskusi panel bersama Alexandra Askandar, Vice President Director PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Miftahuddin Amin, Executive Vice President dan Chief Administration Officer PT Paragon Technology dan Innovation, dan Cinta Laura Kiehl, serta Insight Session dengan Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group dan Chairperson APINDO untuk mendiskusikan bagaimana meningkatkan pemberdayaan perempuan dapat memungkinkan kita untuk mencapai masa depan yang setara bagi semua.
"Tahun 2023 menjadi tahun yang baik bagi Bank Mandiri. Beberapa indikator ekonomi mencapai hasil yang tinggi, mulai dari aset hingga pertumbuhan kredit. Banyak program di perusahaan kami untuk mendukung peran perempuan. Dukung perempuan untuk bisa mencapai kariernya pada top level. Perbandingan karyawan juga hampir seimbang dimana 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan. Kami juga ada sharing session untuk memberikan positif affirmation pada karyawan perempuan, baik dari CEO kami maupun yang lain. Program lainnya, seperti fasilitas laktasi, daycare, psychological counselling, dan lain sebagainya," ungkap Alexandra Askandar, Vice President Director PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Dalam kesempatan ini, Miftahuddin Amin, Executive Vice President dan Chief Administration Officer PT Paragon Technology dan Innovation-yang dikenal lewat produk Wardah, juga sangat mendukung tentang kesetaraan gender dalam dunia usaha. "BOD kami, antara perempuan dan laki-laki hampir seimbang dimana 41,2 persen perempuan dan 58,8 persen laki-laki. Namun untuk kepala divisi, perempuan lebih banyak. Sejak 2010 hingga saat ini pertumbuhan perusahaan kami sudah 39 kali-nya. Itulah bagaimana besarnya woman leadership impact," tandas Miftahuddin Amin.
Berbicara mengenai kesetaraan gender, sebagai Entertainer, Entrepreneur, dan Social Activist, Cinta Laura Kiehl berpendapat bahwa selama ini ada salah persepsi tentang pengertian feminisme. "Ada yang beranggapan bahwa feminisme itu perempuan berada di atas laki-laki. Itu salah. Kesetaraan gender adalah dimana perempuan dan laki-laki itu setara, memiliki kesempatan yang sama, misal dalam pendidikan ataupun di dunia kerja," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait