"Angka kematian memang lebih rendah dibanding gelombang kedua yang diakibatkan varian Delta, tetapi satu kematian tetap terlalu banyak dan harus dicegah," ia mengingatkan.
Anies menyebut ada dua faktor mengapa angka kematian di gelombang ketiga lebih rendah, yakni sifat varian Omicron yang tidak seganas varian Delta, meski lebih cepat menular; dan vaksinasi serta tingkat kekebalan warga yang jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Ia memberitahu bahwa tingginya kematian pada gelombang kedua didominasi oleh yang belum divaksin lengkap.
"Karena itu yang belum divaksin lengkap, ayo tuntaskan. Juga kejar booster bila sudah mendapat tiket untuk mendapatkan dosis ketiga di aplikasi PeduliLindungi, atau bisa juga booking di aplikasi JAKI, atau datang langsung ke fasilitas kesehatan," imbaunya.
Anies mengakui, angka kematian yang lebih rendah di gelombang ketiga Covid-19 ini di satu sisi bisa membuat semua orang lebih tenang, sehingga ia meminta warganya tidak perlu panik bahwa gelombang ketiga yang dipicu varian Omicron akan seperti pada gelombang kedua yang disebabkan oleh varian Delta.
Meski demikian, Anies meminta warganya agar jangan terlena dan menyepelekan keadaan, karena meski fatality rate lebih rendah, tapi jika jumlah kasus berlipat lebih banyak, maka jumlah kematian absolut bisa tinggi seperti pada gelombang kedua.
"Pemprov DKI bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Kodam Jaya dan Kejaksaan Tinggi, mengantisipasi dan harapannya juga bisa mengelola kenaikan kasus pada gelombang ketiga ini," katanya.
Anies juga mengabarkan kalau Pemprov DKI akan meningkatkan kapasitas tempat tidur dan ruang ICU untuk merawat pasien Covid, namun ia juga memberitahu kalau tinggat keterisian tempat tidur pasien Covid saat ini masih di kisaran 60%, masih setengah dari puncak gelombang kedua tahun lalu.
Editor : Rohman
Artikel Terkait