"Iya, ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan," ungkap Ganjar.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi pun mengonfirmasi kegiatan aparat di Wadas tersebut.
"Saya ikut di lapangan, di Wadas, memastikan tidak ada kekerasan. Prinsip kami melindungi masyarakat," ujarnya kepada media nasional.
Seperti diketahui, warga Wadas menolak penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener yang akan berlangsung di desanya. Penolakan itu telah dilakukan sejak 2016.
Data LBH Yogyakarta menyebutkan, bukan kali ini saja warga mendapat tekanan dari kepolisian atas penolakan mereka itu. Pada September 2019 misalnya, LBH Yogyakarta mengatakan saat itu warga juga dikepung oleh polisi dan 11 warga sempat ditangkap.
Melalui akun Twitternya, @LBHYogyakarta, LBH Yogyakarta mengatakan, akibat tindakan kepolisian yang mengerahkan begitu banyak aparatnya hari ini, beberapa perempuan di Desa Wadas syok setelah tahu ada saudaranya yang ditangkap polisi.
"Beberapa Wadon wadas suok, menangis histeris dan ada yang pingsa karena mengetahui salah satu saudaranya DITANGKAP PAKSA tanpa kesalahan dan mengetahui gabungan aparat sedang bersiaga di sekitar Wadas. @DivHumas_Polri Apa begini cara menghadapi rakyat? #StopAparatMasukWadas," katanya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait