JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengungkapkan bahwa gempa dengan magnitudo (M)5,5 di Banten sore ini pukul 17.10 WIB adalah gempa ke-6 yang mengguncang Jakarta dalam 5 tahun terakhir, yaitu: 23 Januari 2018 (M6,1) 28 Juli 2019 (M4,9) 2 Agustus 2019 (M6,9) 14 Januari 2022 (M6,6) dan gempa hari ini 4 Februari 2022 (M5,2).
Daryono juga menegaskan gempa di selatan banten ini ini tidak terkait dengan erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi pukul 17:07 WIB.
“Gempa selatan Banten ini murni gempa tektonik yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda,” tegas Daryono dikutip dari media sosial pribadinya, Jumat (4/2/2022).
BACA JUGA:
Gempa di Bayah 5,5 SR Goyang Banten dan Jabodetabek, Tak Berpotensi Tsunami
Daryono mengatakan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2. Episenter terletak di laut pada jarak 63 kilometer arah barat daya Bayah, Banten dengan kedalaman 55 km.
“Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Banten. Gempa jenis ini lazim disebut sebagai gempa yang bersumber dalam lempeng atau gempa intraslab (intraslab earthquake),” kata Daryono.
Daryono mengatakan gempa Intraslab semacam ini memiliki karakter mampu meradiasikan ground motion (guncangan) yang lebih besar diatas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain.
Wajar jika gempa ini meskipun hanya magnitudo 5,2 tetapi dapat dirasakan di Jakarta. “Struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi/memperkuat guncangan gempa,” jelas Daryono.
Editor : Ikawati
Artikel Terkait