DEPOK, iNews Depok.id – Nuroji dikenal sebagai seniman yang tak kenal lelah mengangkat budaya Depok. Pria kelahiran Depok, 9 September 1962 menegaskan akan terus memperjuangkan budaya Depok termasuk melalui politik.
”Saya perjuangkan budaya melalui politik. Bukan perjuangkan politik numpang pada budaya,” kata Nuroji.
iNews Depok bertemu dengan Nuroji saat memberi pembekalan pada Tim Pemenangan Partai Gerinda Hamzah Center di Wisma Kinasih, Tapos Depok, Minggu, 24 Desember 2023.
Nuroji. Foto: iNews Depok/Mada Mahfud
Nuroji menjadi Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Dapil Kota Depok dan Kota Bekasi. Nuroji menjadi trio tandem bersama Hamzah dan Abdul Harris Bobiehoe. Ketiganya sesama caleg dari Partai Gerindra.
Jika Nuroji adalah Caleg DPR RI, maka Hamzah adalah Caleg DPRD Kota Depok Dapil Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Tapos. Sedangkan Abdul Harris Bobiehoe Caleg DPRD Jawa Barat Dapil Kota Depok dan Kota Bekasi.
Usai melakukan pembekalan pada Tim Pemenangan, Nuroji menerima iNews Depok untuk wawancara tentang budaya Depok.
Meski sudah menjadi anggota DPR RI selama 3 periode yaitu 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024, Nuroji tetap berpenampilan seorang seniman. Rambutnya gondrong dengan bagian belakang diikat. Sosok seniman semakin kental dengan kumis dan janggutnya yang sudah memutih dibiarkan tumbuh memanjang.
Saat wawancara, Nuroji mencari lokasi yang tak ada latar belakang spanduk partai politik. Jadilah wawancara dilakukan di halaman Wisma Kinasih Tapos.
”Kita mau bicara budaya, jadi jangan ada embel-embel politik,” celetuk Nuroji seraya menyatakan tim pemenangannya tak melibatkan seniman Depok.
Nuroji bercerita, pada tahun 2011, ia menginisiasi terbentuknya Pangsi (Paguyuban Seni Tradisi) bersama dengan Boy Manisah, Mpok Iin, dan Haji Mandra.
Pangsi fokus utamanya memperkenalkan baju adat Depok yang juga disebut Pangsi. Juga mengangkat budaya Depok lainnya seperti tari topeng, lenong, wayang kulit dan pencak silat. Sebanyak 34 sanggar seni budaya Depok tergabung dalam Pangsi.
”Nama Pangsi ini terkait pakaian adat Depok yang kini dikenal dan sudah menjadi seragam ASN Depok. Kita tahun 2012 gencar sosialiasasi pangsi sebagai baju adat Depok,” kata Nuroji.
Sayangnya Pangsi yang dipimpin Haji Mandra mengalami perpecahan. Nuroji lalu mendirikan Betawi Ngumpul dengan 32 sangar seni tradisi ikut bargabung antara lain Pencak Silat, Seni Topeng, Tanjidor dan sanggar tradisi Depok lainnya.
Nuroji. Foto: iNews Depok/Mada Mahfud
Upaya untuk mengangkat budaya Depok makin berkembang. Nuroji ditunjuk menjadi Ketua Dewan Kesenian Depok pada 2016. Selain seni tradisi, seni lainnya juga bergabung seperti seni lukis, seni pertunjukkan dan seni musik.
Dewan Kesenian Depok, tutur Nuroji banyak melakukan kegiatan seperti Festival Budaya, Diskusi Kesenian, dan gebyar budaya.
Acara fenomenal adalah Depok Night Parade yang diselenggarakan di Grand Depok City (GDC) pada 2016. ”Awalnya akan kita selenggarakan di Margonda, tetapi tak diberi izin. Jadinya digeser ke Grand Depok City,” ungkap Nuroji.
Depok Night Parade (DNP) terinsipasi dari Jember Fashion Carnaval. Pelaksanaan selama 2 hari. Selain melibatkan seniman dan budaya Depok, DNP juga melibatkan anak-anak sekolah dan kuliah.
Sama seperti Jember Fashion Carnaval, DNP juga menggelar karnaval secara meriah. Terdapat aneka pameran termasuk seni mural di atas kain sepanjang 100 meter dan pameran lukisan.
Malam harinya digelar pertunjukkan Opera Anak Depok yang menceritakan sejarah Depok sebelum era Belanda hingga era terkini.
”Pertunjukkannya bisa dilihat di Youtube, Opera Anak Depok karya Dewan Kesenian Depok,” tutur Nuroji.
Tahun 2018, Dewan Kesenian Depok di Markas Betawi Ngumpul menyelenggarakan Muhibah Budaya 2 Negara antara Indonesia dan Brunei Darussalam. Dua negara menampilkan kekayaan seni budaya.
Kegiatan lain juga terus bergulir antara lain Festival Kuliner Depok dengan anggota UKM masyarakat Depok.
Pada awal tahun 2023, untuk mewadahi seniman dan budayawan Depok, berdirilah Lembaga Kebudayaan Depok. Nuroji menjadi Ketua Dewan Pembina.
”Ada 72 seniman dan budayawan Depok yang terlibat langsung menjadi pengurus,” kata Nuroji.
Nuroji menegaskan ia akan terus berkesenian karena sudah menjadi darahnya. Sejak sebelum terjun ke politik, Nuroji mengaku telah berkesenian.
”Walaupun tak terkenal, dari dulu saya sering bikin drama dan bikin buku tentang seni budaya. Sekali lagi saya tegaskan, saya perjuangkan budaya melalui politik. Bukan perjuangkan politik numpang pada budaya,” tandas Nuroji.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait