Gayuh, dengan IPK 3.91, tidak hanya memberi tahu dosen dan teman-temannya saat kondisi kesehatannya tidak baik, tetapi juga memberikan solusi dan menerima konsekuensi ketidakhadirannya. Dukungan dari keluarga, teman-teman, dan dosen-dosen di Fakultas Psikologi membantunya melangkah dengan mantap.
Selama kuliah, Gayuh aktif di Divisi Pendidikan dan Kompetensi, bercita-cita untuk terjun di dunia pendidikan inklusi. Meski memiliki beragam kegiatan di luar perkuliahan, dia tetap terampil dalam mengelola waktu dan diri sehingga berhasil lulus sebagai wisudawan terbaik dengan predikat pujian.
Ketika ditanya tentang daya juang perempuan dalam meraih pendidikan, Gayuh dengan mantap menyatakan bahwa perjuangan perempuan sangat hebat dan tak perlu diragukan.
Dia mencatat adanya banyak perempuan kuat di sekitarnya yang tetap semangat dalam belajar meski memiliki tanggung jawab lain, seperti mengurus anak dan keluarga.
Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D., Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, mengapresiasi prestasi akademis yang diraih oleh Gayuh sebagai bukti besar nya daya juang perempuan dalam meraih pendidikan. Ia yakin setiap wisudawan perempuan memiliki cerita perjuangan masing-masing dalam meraih pendidikan.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait