DEPOK, iNewsDepok.id - Beberapa waktu lalu viral pelayan android di sebuah restoran di Chongqing, China. Pelayan atau pramusaji android ini telah memukau banyak orang karena gerakan robotiknya yang tepat.
Ancaman robot bertenaga AI mencuri pekerjaan manusia membayangi dunia akhir-akhir ini. Alhasil, ketika terlihat robot humanoid yang bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di China membuat banyak orang heboh.
Apalagi ketika videonya mulai beredar di Douyin yakni sebuah situs web Tiongkok, versi TikTok. Tapi ternyata pelayan android tersebut hanyalah sebuah ilusi koreografi, demikian dilansir dari Oddity Central pada Kamis (7/12/2023).
Melihat video tersebut, beberapa pemirsa merasa kagum dengan penampilan android yang mirip manusia dan kemampuannya berinteraksi dengan orang sungguhan, menyapa pengunjung saat memasuki restoran Chongqing, menerima pesanan dan membawakannya ke meja.
Di sisi lain, beberapa menyatakan sedikit takut dengan penampilan robot android tersebut. Reaksi ini dianggap umum sebagai efek ‘lembah yang luar biasa’. Pelayan android ini ternyata lebih hidup dari yang diperkirakan orang.
Reaksi online terhadap video robot pramusaji di Chongqing begitu kuat sehingga beberapa media melihatnya secara langsung. Namun para reporter sangat terkejut ketika mereka menemukan manusia sungguhan yang menyamar sebagai android.
Ternyata pramusaji tersebut adalah pemilik usaha, seorang pengusaha berusia 26 tahun dengan latar belakang seni tari.
Menurut Qin, menari tetap menjadi minat utamanya dalam hidupnya. Sejak membuka restoran hotpot tiga tahun lalu, Qin dan teman-temannya secara rutin mengadakan pertunjukan untuk pengunjung, sebagai cara untuk menarik bisnis baru.
Namun Qin benar-benar meraih kesuksesan awal tahun ini, ketika dia mulai menyamar sebagai android, menggunakan gerakan dan riasan seperti robot untuk membuat penampilannya begitu dapat dipercaya sehingga sebagian besar klien baru tidak dapat mengatakan bahwa dia adalah manusia.
Saat ini orang-orang datang ke restoran Qin tidak hanya untuk menikmati hotpot lezat dan 'minuman keras', tetapi juga untuk rutinitas androidnya.
Daya ciptanya kini digunakan oleh media yang dikendalikan negara sebagai contoh bagaimana bakat dan hobi pribadinya dapat dimanfaatkan untuk menonjol dalam pasar yang kompetitif.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait