JAKARTA, iNewsDepok.id - Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau kerja hormon insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk membantu gula darah masuk ke dalam sel dan digunakan sebagai sumber energi. Jika insulin tidak cukup atau tidak bekerja dengan baik, gula darah akan menumpuk di dalam darah dan menyebabkan berbagai komplikasi.
Diabetes, yang dulu dianggap sebagai penyakit orang dewasa, semakin menghantui anak-anak di Indonesia. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Indonesia, lebih dari 1.100 anak di Indonesia telah terkena diabetes, menyoroti urgensi upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit ini pada kelompok usia yang rentan ini.
Diabetes pada anak-anak merupakan isu kesehatan yang semakin mendesak dan sering kali terabaikan. Dr. Siti Setiati, ahli endokrin dari Perhimpunan Endokrinologi Indonesia, mengungkapkan bahwa gaya hidup modern, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor utama dibalik peningkatan jumlah anak yang terkena diabetes.
Diabetes dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
- Diabetes tipe 1, yaitu diabetes yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak atau remaja, dan membutuhkan suntikan insulin seumur hidup.
- Diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, atau disebut juga dengan resistensi insulin. Akibatnya, gula darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan baik. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa, terutama yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat keluarga. Diabetes tipe 2 dapat dikontrol dengan obat-obatan, diet, dan olahraga.
Data Diabetes Anak di Indonesi
Menurut data dari Changing Diabetes in Children (CDiC), sebuah program yang didukung oleh Yayasan Tahija dan Novo Nordisk untuk membantu anak-anak dengan diabetes di Indonesia, saat ini ada sekitar 1.100 anak yang terdata menderita diabetes. Dari jumlah tersebut, hampir 90 persen merupakan diabetes tipe 1 dan sisanya diabetes tipe 2.
Data ini menunjukkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah kesehatan yang serius bagi anak-anak di Indonesia. Diabetes tipe 1 dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah), ketoasidosis (penumpukan asam di dalam darah), gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan, dan kerusakan organ vital.
Anak-anak dengan diabetes tipe 1 membutuhkan perawatan yang intensif dan berkelanjutan, seperti pengukuran gula darah, suntikan insulin, diet seimbang, dan aktivitas fisik. Namun, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai, baik karena kurangnya kesadaran, akses, maupun biaya.
Upaya Penanggulangan Diabetes Anak di Indonesia
Untuk menanggulangi masalah diabetes anak di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, organisasi, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh upaya penanggulangan diabetes anak di Indonesia:
- Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Bagi Penderita Diabetes Mellitus. Peraturan ini mengatur tentang standar pelayanan, rujukan, pembiayaan, dan pengawasan bagi penderita diabetes, termasuk anak-anak .
- Organisasi seperti CDiC, Yayasan Diabetes Indonesia (YDI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan berbagai program untuk membantu anak-anak dengan diabetes, seperti penyediaan obat dan alat, pendidikan dan pelatihan, konseling dan dukungan, serta advokasi dan kampanye .
- Masyarakat, terutama orang tua dan keluarga, telah berperan aktif dalam merawat dan mendukung anak-anak dengan diabetes, seperti mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh organisasi, membentuk komunitas dan jejaring, serta berbagi pengalaman dan informasi.
Pentingnya kesadaran masyarakat terhadap diabetes pada anak-anak dibahas dalam laporan Kompas, yang menyoroti perlunya edukasi kesehatan yang lebih baik di sekolah dan masyarakat. Pengetahuan tentang gejala diabetes pada anak-anak, seperti peningkatan haus, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan, dapat membantu deteksi dini dan pengelolaan yang lebih efektif.
Menghadapi fakta ini, pemerintah dan lembaga kesehatan terus menggalakkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi. Program pencegahan, termasuk peningkatan akses anak-anak terhadap pangan sehat dan promosi gaya hidup aktif, menjadi fokus utama dalam upaya mengatasi masalah ini.
Reaksi warganet terhadap lonjakan kasus diabetes pada anak-anak mencerminkan campuran antara keprihatinan dan panggilan aksi. Di media sosial, banyak yang mengutarakan kekhawatiran mereka terhadap dampak jangka panjang diabetes pada anak-anak dan menyerukan adanya langkah konkret dalam mengubah pola hidup.
"Saya sedih mendengar ada banyak anak Indonesia yang terkena diabetes. Saya sendiri punya anak yang menderita diabetes tipe 1 sejak usia 5 tahun. Saya tahu betapa sulitnya merawat dan mengurus anak dengan diabetes. Saya berharap ada bantuan dan dukungan yang lebih banyak bagi anak-anak dan keluarga mereka." tulis warganet.
"Saya kaget mendengar ada banyak anak Indonesia yang terkena diabetes. Saya kira diabetes itu penyakit orang tua saja. Saya jadi takut kalau anak saya juga kena diabetes. Saya harus lebih waspada dan menjaga pola hidup sehat untuk anak saya. Saya juga harus lebih belajar tentang diabetes dan cara mencegahnya." tambah warganet.
"Saya salut dengan anak-anak Indonesia yang terkena diabetes. Mereka adalah pejuang yang kuat dan berani. Mereka tidak menyerah dan tetap semangat menjalani hidup. Mereka adalah inspirasi bagi kita semua. Saya berdoa agar mereka selalu sehat dan bahagia." tambah warganet.
"Saya prihatin dengan kondisi kesehatan anak-anak Indonesia yang terkena diabetes. Saya berharap ada perhatian dan tindakan yang lebih serius dari pemerintah dan masyarakat untuk menangani masalah ini. Saya juga berharap ada penelitian dan pengembangan yang lebih maju untuk mencari obat dan solusi untuk diabetes." tambah warganet.
Melalui respons aktif dari masyarakat dan pemerintah, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan anak-anak, mengurangi risiko diabetes, dan memberikan fondasi kuat untuk generasi mendatang.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait