Dengan potensi keadaan alam tersebut, pemerintah desa dan masyarakat, sepakat menjadikan Desa Sani-Sani sebagai Desa Wisata. Dimana arah pembangunan desa dan pengembangannya memaksimalkan potensi desa yang ada, menjadi objek wisata. Tentunya, tanpa menghilangkan kearifan lokal dan suasana desanya.
Atas upaya dan tekad bersama maka Pemerintah Kabupaten Kolaka menetapkan Desa Sani-Sani sebagai Desa Wisata dengan SK Bupati Kolaka No.188.45/316/2020 tanggal 16 September 2020.
Desa Wisata Sani-Sani telah mengembangkan beberapa objek wisata dan program wisata seperti: Paket Wisata Living Life, Paket Wisata Camping yang terbagi ke dalam 3 tempat yaitu camping di puncak, sungai, atau pantai.
Desa Wisata Sani-Sani, selain memiliki potensi alam pedesaan, terdapat juga kesenian tradisional yang memberikan pengalaman belajar menari atau melakukan kegiatan sanggar lainnya, yaitu kerajinan dari limbah minuman plastik, kerajinan bambu ataupun membuat mebel dari bambu dan kayu.
Kecantikan untuk Dunia
"MOMAHE FOR THE WORLD" menjadi brand Desa Wisata Sani-Sani. Momahe dalam bahasa lokal adalah mekongga tolaki artinya “Cantik”. Jadi, memiliki arti “Kecantikan untuk Dunia”.
MOMAHE sendiri juga merupakan akronim dalam bahasa Inggris yaitu; MO = Move, MA = Make, HE = Here. Jadi artinya adalah "Kami bergerak, berbuat dari Desa Wisata Sani-Sani untuk Dunia". Ini menjadikan semangat bagi masyarakat Desa Wisata Sani-Sani untuk terus berbenah bagi desanya.
Desa Wisata Sani-Sani telah mengembangkan beberapa objek wisata dan program wisata. Foto: Kemenparekraf RI
Desa Wisata Sani-Sani memiliki daya tarik alam maupun buatan. Untuk Wisata Alam, Desa Sani-Sani memiliki 3 sawah yang terbentang di 3 dusun yaitu; Sawah Lalonggasu, Lasarau, dan Kapu. Sawah ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga sekitar. Disini wisatawan disuguhkan dengan pemandangan sawah hijau membentang bahkan dari sebelum masuk ke area desa. Wisatawan bisa memesan paket kuliner di sawah dengan konsep rijsttafel atau cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan berbagai macam hidangan. Ada juga pengalaman menjadi petani sawah dengan mengikuti kegiatan bertani secara langsung.
Ada pula wisata alam Shaka Beach atau Pantai Shaka dimana menawarkan pemandangan laut yang masih belum banyak campur tangan manusia. Banyak petani rumput laut dan pengrajin kapal di area sekitar pemukiman warga. Wisatawan juga bisa menyeberang ke Pulau Padamarang yang berjarak 30 menit dari Pantai Shaka.
Di sini juga terdapat paket wisata “Shaka Beach Culinary” yang menyajikan berbagai ragam menu makanan dan minuman khas. Ada makanan sinonggi (makanan khas desa yang terbuat dari sagu + sayur bening, ikan dan sambal sesuai selera), berbagai menu ikan, aneka jus segar, dan air kelapa muda. Semua makanan dan minuman diolah oleh masyarakat anggota koperasi Pesona Indah Kapu.
Shaka Beach Culinary juga menyediakan paket kuliner untuk acara arisan, ulangtahun, reuni, rapat, dan lain sebagainya. Tamu yang datang, selain bisa menikmati makan dan minum, juga bisa berenang, main banana boat, main pelayu, dan main layang-layang.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait