DEPOK,iNewsDepok.id- Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Universitas Indonesia (DPPM UI) menggelar Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2023. Tema yang diangkat adalah ‘Meraki Bentala: Bakti UI Menuju Indonesia Emas 2045’.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan diseminasi hasil program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang telah dilakukan UI kepada khalayak umum termasuk industri, pemerintah, dan NGO.
Pada hari pertama, digelar talkshow dengan tema ‘Penguatan Ekonomi UMKM dan BUMDes’. Hadir sebagai narasumber Dr. Anna Amaliyah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); Mareta Maulidiyanti dari Sekolah Vokasi; Bayu Kristianto dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG); Dr. Ima Mayasari dan Dr. Andreo Wahyudi Atmoko dari FIA.Talkshow ini dimoderatori oleh Dr. Muhammad Ramaditya dari FIA.
Dalam talkshow ini membahas mengenai program-program penguatan ekonomi daerah dengan pengembangan dan edukasi mengenai identifikasi target pasar, menentukan platform penjualan terutama penggunaan marketplace, hingga menciptakan value produk yang bertujuan untuk membuat konsumen setia terhadap produk tersebut.
Selain pengembangan UMKM, tim pengabdi juga melakukan program pengembangan bagi BUMDes. Program ini menyasar pada kelembagaan BUMDes.
“Kami fokus pada revitalisasi strategis kelembagaan BUMDes Bakti Maju Mandiri mulai dari struktur, tata kelola, hingga mendorong BUMDes untuk masuk ke sistem monitoring pemerintahan,” kata ketua tim pengabdi ‘Pembinaan dan Pengembangan BUM Desa Bakti Maju Mandiri, Desa Pantai Bakti’, Dr. Ima Mayasari, Selasa (7/11/2023).
Talkshow selanjutya dari multidisiplin dengan judul ‘Stunting di Baduy’ yang dimoderatori oleh Kasubdit Pengabdian Masyarakat DPPM UI, Ns. La Ode Abd Rahman. Talkshow ini dihadiri oleh para narasumber yang memiliki pengalaman menyelenggarakan program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Baduy dan berfokus pada pencegahan serta pengentasan masalah stunting.
Yaitu Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB); dr. Erfi Prafiantini, dan Dr.dr. Sri Linuwih SW Menaldi dari Fakultas Kedokteran (FK); Prof. Dr. drg. Wahyu Sulistiadi, MARS dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM); Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si dari Fakultas Farmasi (FF); serta Ns. Nur Akbar, M. Kep, Sp. Kep. Kom perwakilan dari Rumah Sakit UI.
Para narasumber berbagi cerita bagaimana uniknya kondisi masyarakat Baduy yang sangat taat dan menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Mereka setuju bahwa cukup sulit untuk menemukan solusi mengatasi masalah stunting pada masyarakat Baduy yang sangat terbatas dalam penggunaan teknologi, sistem pendidikan, dan pemilihan bahan pangan.
Namun dari permasalahan tersebut, para pengabdi memanfaatkan kondisi masyarakat adat untuk menemukan solusinya. Program-program yang telah dilaksanakan para narasumber telah berhasil mengambil celah untuk penanganan dan pencegahan stunting di Baduy, antara lain penggunaan tanaman obat untuk pembuatan obat tradisional, pemanfaatan bahan pangan alami untuk memenuhi gizi masyarakat, hingga penyelarasan budaya untuk memberikan edukasi kesehatan terhadap masyarakat Baduy mengenai pencegahan dan penanganan stunting.
Editor : Rinna Ratna Purnama
Artikel Terkait