JAKARTA, iNewsDepok.id - Menarik mendengar cerita Djonieri, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun, saat konferensi pers Hari Asuransi 2023 di Ballroom AAUI, Permata Kuningan Lantai 2, Jakarta Selatan pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Saat melakukan kunjungan ke daerah-daerah, Djonieri bertanya di depan anak-anak Sekolah Dasar yang hadir. “Kalian tahu nggak asuransi?” tanya Djonieri. Suasana hening, tak ada satu pun anak yang menjawab. Djonieri kemudian bertanya lagi, “Kalian tahu bank?” Serentak semua anak menjawab, “Tahuuuu…”
Ya, masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi.
Rudy Kamdani, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI). Foto: Novi
Dalam sambutannya di Hari Asuransi 2023 yang diperingati setiap 18 Oktober, Rudy Kamdani, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menyebutkan, penetrasi asuransi di Indonesia baru sebesar 3,1 persen. “Masih sangat jauh bila dibandingkan dengan Singapura misalnya, yang sudah 12 persen,” tandas Rudy. “Oleh karena itu, tantangan sekaligus peluang, literasi dan inklusi asuransi masih harus terus ditingkatkan,” tambah Rudy.
Dikatakan Iwan Pasila, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, mengacu kepada literasi dan inklusi pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi level Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang lain, walaupun mengalami pertumbuhan sejak dua periode, hal ini sejalan dengan tingkat penetrasi dan densitas yang masih perlu pencapaian lebih tinggi di Indonesia.
“Literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31.72% sedangkan inklusi pada level 16.63%, pencapaian ini masih sangat perlu ditingkatkan untuk mengimbangi perbankan dimana literasi pada sektor ini mencapai 49.93% dan inklusi pada level 74.03%,” terang Iwan.
Mendukung hal tersebut, Panitia Hari Asuransi 2023 yang diketuai oleh Rio Darante dari APKAI (Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia) pun menyelenggarakan serangkaian kegiatan literasi dan inklusi kepada masyarakat luas dengan berbagai acara, baik sosialisasi maupun promosi dari masing-masing perusahaan asuransi, institusi terkait, dan juga kerjasama dengan asosiasi perasuransian di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan masyarakat Indonesia bisa mengetahui asuransi lebih jauh lagi.
“Penting juga untuk digitalisasi di industri asuransi. Bicara digitalisasi, harus bicara perlindungan konsumennya. Seleksi risiko saat orang mau masuk. Jangan justru pada saat orang mau klaim,” cetus Dewi Astuti, Kepala Departemen Pengawasan Asuransi dan Jasa Penunjang IKNB. “Bagaimana menggunakan teknologi yang benar ini jadi PR kita bersama,” ucap Dewi.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait