SIDOARJO, iNewsDepok.id – Mahasiswa Universitas Brawijaya memperkenalkan budidaya ikan lele dikombinasikan budidaya kangkung, selada dan sawi di Desa Dukuhtengah, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Budidaya kombinasi ikan dan sayuran yang dikenal sebagai akuaponik ini menjadi model inspiratif yang perlu dikembangkan dalam bidang pertanian dan perikanan yang berkelanjutan.
Pengenalan budidaya akuaponik dilakukan Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya Kelompok 743 berlangsung pada Selasa, 25 Juli 2023. Bertempat di Balai Desa Dukuhtengah, masyarakat hadir mulai dari ibu-ibu PKK, karang taruna, dan perangkat desa.
Mahasiswa MMD UB Kelompok 743 memberikan bantuan satu set akuaponik yang terdiri dari 1 ember dan 1 instalasi set paralon beserta 100 ekor benih ikan lele.
Pengenalan budidaya akuaponik karena Desa Dukuhtengah memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perikanan. Sebagaian besar masyarakat berprofesi sebagai petani dan beternak ikan.
Muhammad Rizqy Ikrom Nuzuli, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Yuvinda Pretty Angelia, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan bertindak sebagai pemateri dalam pertemuan dengan masyarakat Desa Dukuhturi.
”Kita harapkan budidaya akuaponik ini dapat memberikan manfaat dan alternatif terkait inovasi dalam bidang pertanian bagi masyarakat Desa Dukuhtengah,” kata Muhammad Rizqy Ikrom Nuzuli, mahasiswa UB Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Ia menjelaskan budidaya dengan sistem akuaponik dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya seperti air, nutrisi, dan energi dengan efisien, serta mengurangi limbah dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih berkelanjutan.
Hidroponik dan akuaponik juga berkontribusi pada pengurangan pencemaran lingkungan karena menggunakan sirkulasi nutrisi yang berkelanjutan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Keunggulannya sebagai sistem yang adaptable memungkinkan penerapan di berbagai lokasi, baik perkotaan maupun pedesaan.
”Selain itu, media ini memberikan peluang untuk pendapatan ganda bagi petani dengan menghasilkan ikan dan tanaman secara bersamaan,” papar Muhammad Rizqy Ikrom Nuzuli.
Hal senada disampaikan Yuvinda Pretty Angelia. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UB ini mengungkapkan kualitas air yang dijaga dengan baik di sistem akuaponik menciptakan lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan ikan. Implementasinya juga mendorong inovasi teknologi pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
”Potensi dan keunggulan dari akuaponik dan hidroponik, menjadi suatu pilihan yang menarik untuk mendukung sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan,” kata Yuvinda Pretty Angelia.
Langkah mahasiswa UB mengenalkan budidaya sistem akuaponik disambut hangat Kepala Desa Dukuhtengah, Chusnul Arofiq.
“Sebagian besar masyarakat Desa Dukuhtengah memiliki mata pencaharian sebagai petani, pembudidaya ikan, dan produsen telur asin,” kata Chusnul Arofiq.
Menurut Chusnul inovasi teknologi pertanian dan budidaya ikan perlu dikembangkan di desanya agar produktivitas meningkat.
”Kalau di alam terbuka, hasil produksi akan tergantung pada iklim. Kita harapkan dengan pengenalan teknologi dari mahasiswa UB, produksi ikan dan pertanian di desa kami meningkat,” harap Kepala Desa Dukuhtengah.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait