“Ini adalah cara kami untuk menunjukkan bahwa kami dapat melakukan segalanya lebih baik daripada orang Amerika,” lanjutnya.
Idenya ini sukses besar dan hingga hari ini ribuan orang terus menikmati es krim bersubsidi di Taman Coppelia, kedai es krim terbesar di dunia.
Bahkan orang Amerika pun mengakui bahwa Taman Coppelia menyuguhkan es krim terbaik di dunia. Toko es krim ini menyajikan lusinan rasa yang berbeda, yang 26 di antaranya berada di puncak popularitas, yang secara rutin dikirimkan dalam bentuk es krim kering ke sejumlah pejabat komunis di seluruh dunia sebagai tanda kebanggaan Kuba.
Sayangnya, jatuhnya blok Soviet berdampak konsekuensi yang mengerikan pada ekonomi Kuba, termasuk pada es krim katedral ini.
Karena tidak dapat mencapai swasembada produk susu serta rantai pasokannya untuk mentega dan susu bubuk terputus, Castro harus memilih antara mentega dan es krim. Castro pun memilih mengurangi jatah mentega.
Hal tersebut menjadi langkah populis di negara yang penduduknya menggemari suguhan es krim. Coppelia tidak menyajikan banyak rasa tapi semua orang tetap bisa menikmati es krim bersubsidi kapan pun.
Hingga saat ini toko es krim terbesar di dunia ini tetap popular di Havana. Bahkan, menjadi tempat sebagian besar anak-anak merayakan ulang tahunnya, menjadi tempat kencan pertama, serta wisata utama ibu kota.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait