Viral Diet Ice Hack, Benarkah Mampu Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasan Ahli Gizi

Kartika
Viral di media sosial TikTok mengenai diet ice hack  yang disebut mampu menurunkan berat badan secara instan. Foto ilustrasi: Freepik

DEPOK, iNewsDepok.id - Viral di media sosial TikTok mengenai diet ice hack  yang disebut mampu menurunkan berat badan secara instan. Diet ice hack diklaim sebagai tren menurunkan berat badan yang mampu menurunkan berat badan tanpa olahraga dan mengubah pola makan.

Diet ice hack yang pertama kali ada di TikTok ini, menyebutkan bahwa diet air es dan suplemen yang membantu menurunkan berat badan hingga 72 kilogram. Benarkah  demikian?

Meski para influencer mengklaim suplemen tersebut dapat membantu menurunkan berat badan tanpa olahraga atau mengubah pola makan, tapi ahli gizi mengungkapkan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dari diet tersebut.

Apalagi, menurut para ahli, suplemen yang menjadi inti dari diet ice hack tidak diatur secara ketat dan belum terbukti memiliki manfaat yang signifikan.

“Seperti suplemen-suplemen lainnya, ini adalah peringatan bagi pembeli untuk berhati-hati,” ucap Kate Zeratsky, ahli gizi dari Klinik Mayo, Rochester, MN, seperti dilansir iNewsDepok dari USA Today, pada Kamis (27/7/2023).

Diet Ice Hack

Lantas apa itu diet ice hack? Diet ice hack didasarkan pada gagasan bahwa bila bagian dalam tubuh memiliki suhu rendah maka dapat memetabolisme lemak dengan baik.

Mereka yang menjalani diet ice hack akan minum segelas air es sebelum tidur yang disebut dapat menurunkan suhu tubuh. Selanjutnya, minum suplemen penurunan berat badan. Suplemen tersebut terdiri dari 6 zat, yakni alga emas, kacang dika, daun drumbstick, jeruk bigarade, jahe dan kunyit.

Dua zat di antaranya dikenal memiliki manfaat kesehatan dan aman, meski tidak terkait dengan penurunan berat badan, sementara 4 zat lainnya hanya memiliki sedikit data atau penelitian mengenai keamanan dan khasiatnya.

Adapun cara kerja diet ice hack, menurut Zeratsy, berdasarkan peran suhu tubuh dan energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu inti tubuh. Ini merupakan bagian dari metabolisme dasar manusia.

Dalam filosofi diet, pengaturan suhu tubuh yang demikian terjadi dengan makan es atau minum air yang sangat dingin dan konsumsi suplemen. Perusahaan suplemen sendiri mengklaim, setiap zat dalam suplemen seharusnya menargetkan suhu tubuh bagian dalam.

Terlepas dari klaim perusahaan, di sisi lain penelitian yang mendukung masih sangat sedikit. Bahkan menurut Zeratsky, tidak ada data yang dapat diandalkan tentang alga emas atau daun drumbstick, serta penelitian mengenai kacang dika sangat minim.

“Kacang dika memiliki efek pencahar dan penurun glukosa darah, tetapi bagi yang minum obat diabetes atau pemulihan operasi sebaiknya tidak mengonsumsi karena dapat menyebabkan kadar glukosa darah rendah,” ujar Zeratsky.

Sementara jeruk bigarade, merupakan nama lain dari jeruk pahit, kata Zeratsky telah diperingatkan karena telah menjadi pengganti ephendra yang saat ini dilarang dalam suplemen.

Dua zat yang aman dalam suplemen tersebut menurut Zeratsky adalah jahe dan kunyit. Meski, data tentan manfaat penurunan berat badan yang diklaim kunyit tidak signifikan secara klinis. Penelitiannya menunjukkan tidak disebutkan tentang efektivitas dari efek yang diklaim jahe pada pendinginan suhu tubuh seseorang.

Selain mengatakan tidak ada dalam diet yang terbukti membantu menurunkan berat badan, para ahli juga mengatakan diet tersebut juga memiliki beberapa tanda bahaya.

“Kualitas, kemurnian, keakuratan dosis, dan potensi kontaminan menjadi perhatian, karena ini merupakan produk yang tidak diatur peraturannya,” kata Zeratsky.

Sementara Jen Messer, konsultan nutrisi dan ahli diet Jen Messer Nutrtuin, memahami alasan di balik minum air dingin atau mengunyah es dapat meningkatkan metabolisme seseorang. Tapi menurutnya tidak ada bukti ilmiah yang mendukung jika diet es efektif untuk menurunkan berat badan.

Teorinya adalah tubuh membakar kalori menggunakan energi untuk menghangatkan dan/atau mencairkan es untuk mencapai suhu tubuh sekaligus memberikan rasa kenyang. Tapi, lanjutnya, banyak penelitian telah mengeksplorasi efek tersebut dengan hasil yang tidak meyakinkan.

“Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada dampak yang signifikan pada metabolisme seseorang dengan minum air dingin atau es. Yang lain menunjukkan efek apapun sangat kecil sehingga hampir tidak dapat diabaikan,” ujarnya.

Messer juga mengingatkan agar tidak mengunyah es karena dapat menyebabkan masalah gigi.

Dari pemaparan di atas, maka ahli gizi merekomendasikan sebaiknya seseorang mempertahankan diet seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan fokus pada kebiasaan gaya hidup sehat. Cara tersebut lebih efektif untuk mengelola dan mengoptimalkan metabolisme.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network