BATUSANGKAR, iNewsDepok.id - Pasar Sungai Tarab terletak di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pasar yang terletak dekat Kota Batusangkar ini adalah pasar tradisional yang hanya buka setiap Rabu tiap minggunya. Maka dari itu, pasar ini dikenal oleh masyarakat setempat dengan "balai rabaa" atau "pakan rabaa".
Di Minangkabau, terdapat salah satu konsep pasar yang disebut pakan, yaitu kegiatan pasar yang hanya berlangsung sekali dalam seminggu. Penamaan pakan umumnya diikuti dengan hari diadakannya pasar tersebut.
Dimulai dari pakan sinayan (berarti pasar pada Senin), pakan salasa (Selasa), pakan rabaa (Rabu), pakan kamih (Kamis), pakan jumaik (Jumat), pakan sabtu (Sabtu), dan pakan ahad (Minggu). Satu pasar berbeda dengan pasar lainnya untuk hari diadakannya.
Penggiling cabai dan bumbu dapur sedang mengerjakan pesanannya di Pasar Sungai Tarab, Rabu (26/4/2023). Foto: iNews Depok/Rigel Ali
Dahulu, setiap nagari (setara dengan kelurahan) di Sumatera Barat memiliki pakan masing-masing. Jika pakan itu berdekatan lokasinya, maka hari pelaksanaannya berbeda. Christine Dobbin, sejarawan Inggris, dalam bukunya berjudul Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra 1784–1847 mencatat, konsep pakan berguna agar nagari-nagari yang berdekatan bisa bergiliran menyelenggarakan pasar sepanjang minggu.
Sungai Tarab mengadakan pakan pada Rabu. Berbeda dengan daerah lain yang menyebutnya dengan pakan, masyarakat setempat menyebutnya dengan balai. Mereka juga menyebut hari Rabu sebagai hari balai. Walau begitu, konsep pasarnya tetap sama dengan pakan pada umumnya.
Penjual ayam sedang bertransaksi dengan pembeli di Pasar Sungai Tarab, Rabu (26/4/2023). Foto: Rigel iNews Depok/Rigel Ali
Balai rabaa sudah buka sebelum subuh, biasanya pukul 3 pagi sudah ada beberapa pedagang yang berjualan. Tak ada waktu yang pasti kapan buka dan tutupnya pasar, tetapi pasar mulai ramai sekitar jam 7 pagi dan para pedagang mulai menutup lapaknya sore hari, sebelum azan Asar berkumandang.
Para pedagang di pasar yang berada di Jalan Raya Batusangkar ini bukan hanya berasal dari Sungai Tarab, tetapi dari berbagai kecamatan di Kabupaten Tanah Datar. Mereka biasanya selalu berpindah-pindah berjualan di pakan-pakan yang tersebar di nagari lainnya.
Isi balai rabaa umumnya sama seperti pasar tradisonal lainnya. Para pedagang berjualan bahan makanan mentah seperti ikan sungai dan laut segar, ayam potong, daging sapi, sayur, buah, dll. Terdapat bahan makanan kering seperti ikan asin, ikan bilis, ikan teri, dan ikan asap serta berbagai kerupuk khas Minangkabau seperti kerupuk jangek (kerupuk kulit). Selain itu, ada bumbu dapur dan berbagai rempah yang dapat dibeli dan juga digiling seperti bumbu gulai, cabai giling, santan, dll.
Ikan asin yang dijual di Pasar Sungai Tarab, Rabu (26/4/2023). Foto: Rigel Ali/iNews Depok
Selain itu, yang dicari masyarakat adalah kuliner pasar yang beragam. Mulai dari kue pasar, sarapan, dan makanan tradisional khas Minangkabau. Yang khas dari pasar ini tentu makanan tradisional yang dicari orang, apalagi Rabu kemarin (26/4/2023) bertepatan dengan momen lebaran. Banyak para perantau datang untuk mencicipi jajanan pasar dan mencari sarapan.
Makanan tradisional seperti kue talam, sarikayo, salalauk, dan lamang tapai menjadi target utama. Untuk makanan berat sebagai menu sarapan, terdapat sate padang, bubur kampiun, katupek pical (ketupat pecal), dan katupek sayur. Tak lupa pula gorengan seperti risol, pastel, perkedel jagung, dan bakwan sebagai teman sarapan.
Lapak penjual katupek pical, katupek sayur, dan bubur kampiun di Pasar Sungai Tarab, Rabu (26/4/2023). Foto: Rigel iNews Depok/Rigel Ali
Ada juga yang berjualan nasi dengan lauk khas Minangkabau. Ada yang menjual ayam lado mudo, pangek ikan emas dan ikan sasau, pangek telur ikan sasau, dan cincang kambing. Ikan sasau merupakan ikan khas Danau Singkarak, Sumatera Barat. Para pengunjung biasanya membeli lauk untuk dijadikan menu makan siang nantinya di rumah.
Pasar yang terletak di kaki Gunung Marapi ini dapat menjadi tujuan wisata kuliner bagi para perantau saat libur lebaran. Selain harga yang relatif lebih murah dibandingkan pasar biasa, pengunjung juga bisa menikmati suasana pakan mingguan yang sudah menjadi budaya di tanah Minangkabau ini.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait