Orang Arab Jahiliyah juga menganggap menikah di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung pada perceraian. Pandangan tersebut mulai berubah setelah kehadiran Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah menjelaskan bahwa Nabi Muhamamd SAW menikahi Aisyah di bulan Syawal untuk membantah keyakinan yang salah dalam masyarakat, yakni terkait tidak suka menikah di antara dua Ied (bulan Syawal termasuk di antara Idulfitri dan Idul Adha).
Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
Bulan Syawal menjadi bulan yang dianjurkan untuk menikah. Pasalnya, Rasulullah SAW menikahi Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha pada bulan Syawal.
Seperti yang tercantum dalam hadits shahih dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?" (HR Muslim 2551, At-Tirmidzi 1013, An-Nasai 3184, Ahmad 23137)
Untuk diketahui, selain bulan Syawal, ada beberapa bulan yang baik untuk menikah di antaranya Muharram, Rabiul Awal, Sya'ban, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
Demikianlah penjelasan mengenai 2 keutamaan menikah di bulan Syawal yang perlu diketahui.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait