Dalam praktiknya, Aiptu Sukoco hanya meminta pasiennya untuk duduk atau berdiri. Ia hanya melakukan gerakan-gerakan prana untuk membuang energi negatif yang ada dalam tubuh pasiennya.
"Metode yang dilakukan hanya pembersihan saja. Membersihkan energi negatif dari tubuh mereka. Karena setiap orang kan pernah pergi ke suatu tempat yang mungkin memiliki aura negatif, aura negatif itu yang tanpa disadari melekat di tubuh manusia," kata Aiptu Sukoco.
"Sama seperti yang tadi Ibu Sarita rasakan. Dia sudah dua kali ke sini, dia merasakan lebih nyaman dan lebih tenang. Ibarat mau bersihkan rumah, ya kita harus bersihkan diri kita sendiri dulu," imbuh lulusan Bintara Polri tahun 1999 tersebut.
Sukoco mengaku, untuk mendeteksi penyakit seseorang, dalam metode prana ini bisa dilihat dari visual energi yang dipancarkan dari orang tersebut. Sehingga para terapis metode prana, bisa mengetahui keluhan tiap pasiennya.
"Sebetulnya deteksi dari individu para terapis ya bermacam-macam. Biasanya sudah mengetahui dari visual baik itu gangguan atau penyakit dari energi yang ada dari orang tersebut," imbuhnya.
Aiptu Sukoco mengaku tidak mempelajari lebih detail tentang ilmu prana. Menurutnya, ilmu prana yang sering dipraktikan untuk menyembuhkan penyakit, adalah suatu ilmu transfer energi. Bagi Sukoco, setiap manusia memiliki energi vibrasi yang bisa dirasakan bahkan dimanfaatkan dengan baik.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait