Mengenal 8 Permainan Tradisional Sunda yang Edukatif, Ada yang Sudah Punah

Agus Warsudi/Kartika
Permainan tradisional Sunda, di antaranya oray-orayan. Foto: lagu daerah
  1. Bebeletokan


Permainan tradisional sunda bebeletokan. Foto: lokal klik

Bebeletokan merupakan permainan tradisional Sunda yang masih bertahan hingga kini, meski tidak seintens zaman dulu. Alat permainan ini berupa pistol mainan dari bambu yang pelurunya dari daun-daunan atau kertas basah. 

Bebeletokan juga dikenal anak-anak di daerah lain. Dalam memainkannya diperlukan keakuratan saat mengisi peluru dari daun atau kertas.

Pistol bambu itu memanfaatkan tekanan udara, sehingga tidak boleh ada celah saat mengisi pelauru daun atau kertas basah agar tekanan udara yang dihasilkan cukup maksimal.

Setelah kedua sisi ujung bambu terisi peluru, pemain akan menekannya menggunakan penyodok yang juga terbuat dari bambu. Jika tekanan udara maksimal, peluru yang terlontar akan menimbulkan bunyi, bletok, sehingga permainan ini disebut bebelotokan. 

Biasanya, bebeletokan dimainkan oleh dua kelompok anak. Mereka membuat skenario permainan seperti saat perang di era revoluasi kemerdekaan.

Ada yang berperan sebagai pejuang, kelompok lain menjadi tentang Belanda. Mereka saling berhadapan dengan jarak sekitar enam meter.

Setelah aba-aba permainan dimulai. Mereka saling serang dengan akurasi tembakan pada badan dan kaki kelompok lawan. 

Sebenarnya, tidak ada menang dan kalah dalam permainan. Yang lebih dominan adalah keceriaan dan gelak tawa. Setelah bermain bebeletokan, anak-anak dari dua kelompok akan kembali menyatu.

  1. Perepet Jengkol

Permainan tradisional Sunda yang cukup digemari anak-anak pada masanya adalah perepet jengkol. Permainan ini dimainkan oleh empat anak.

Saat bermain perepet jengkol, biasanya anak laki-laki akan memainkannya dengan anak laki-laki pula. Begitu juga anak perempuan dengan anak perempuan juga, tapi tidak jarang bercampur baik laki-laki maupun perempuan.

Perepet jengkol dimainkan oleh tiga hingga empat anak dengan kaki para pemain saling mengait atau dianyam saling tindih. Tangan para pemain pun saling berpegangan. 

Kemudian, mereka meloncat-loncat berputar ke arah kiri sambil tepuk tangan. Selain itu, para pemain juga menyanyikan lagu, perepet jengkol dan bertepuk tangan.

Keseimbangan anak terlihat pada kemampuan anak bertahan mengangkat sebelah kaki mereka. Permainan ini dibuat beberapa kelompok. Yang dapat bertahan lama, tidak terjatuh, dan tercerai berai adalah pemenangnya.

Berdasarkan penelitian, permainan ini hanya ada di Jawa Barat. Sebab, belum ditemukan permainan serupa di daerah lain.

Adapun syair perepet jengkol adalah: Perepet jengkol Jajahean Kadempet kohkol Jejeretean.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network